Mohon tunggu...
Azka Muzhaffar
Azka Muzhaffar Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Mahasiswa

Mahasiswa Antropologi Universitas Brawijaya Tahun Angkatan 2018

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Etnografi Digital: Dunia Maya, Virtual, dan Nasib Penelitian Antropologi di Masa Depan

2 November 2020   15:10 Diperbarui: 4 November 2020   02:49 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan ini, saya akan mencoba mengakhiri artikel ini dengan pernyataan bahwa di dunia maya dan dunia virtual ini, saya menemukan sebuah penelitian etnografis yang bisa dilakukan. 

“Selama masih ada manusia, maka Antropologi akan selalu ada“ setidaknya seingat saya itulah yang dikatakan oleh Pak Hippo, dosen saya, ketika mengajar saya di mata kuliah Antropologi Terapan pada semester 3 silam. Karena, tentunya, ada manusia dalam dunia maya dan virtual ini, mengapa kita tidak mencoba mengarahkan penelitian etnografis ke sana? 

Walau memang sebenarnya hal ini perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut dan tentunya dengan seseorang yang memang seorang “Antropolog”, tetapi setidaknya saya di sini mencoba untuk mengangkat mengenai topik ini.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun