Mohon tunggu...
aziz satriya
aziz satriya Mohon Tunggu... pegawai negeri -

sekolah di Bandar lampung dan dtinggal di Bandar Lampung

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepemimpinan, Generasi Muda dan Tantangan Globalisasi

22 Juli 2015   10:42 Diperbarui: 22 Juli 2015   10:47 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh : M. Aziz Satriya Jaya, SE, M.Si.

 

 

Berbicara tentang Pemimpin maka sama tuanya dengan keberadaan Manusia di Bumi, dan permasalahan pemimpin dan kepemimpinan selalu tidak pernah habis dibahas dalam setiap seminar, Diskusi, bahkan telah menjadi sebuah mata pelajaran tersendiri dalam ilmu sosial antara lain Ilmu Manajemen, Keorganisasian, bahkan ilmu politik dan ketatanegaraan. Banyak pengertian/definisi tentang Pemimpin yang telah dikeluarkan oleh para ahli, antara lain yaitu : seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181). namun secara umum dari sekian banyak pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pemimpin adalah : kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, mengarahkan dan menggerakkan orang/sekelompok orang dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Secara umum setiap manusia adalah Pemimpin dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya, seperti yang tersebut dalam sebuah Hadist Rasulullah Muhammad SAW yang berbunyi : “setiap kamu adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Itu berarti pula setiap manusia haruslah mampu mengarahkan segala potensi yang ada pada dirinya untuk mencapai apa yang menjadi tujuan hidup atau cita-cita nya masing-masing.

Kalau Pemimpin merupakan person/orangnya, maka Kepemimpinan adalah dapat diartikan sebagai kolektif ataupun kumpulan dari beberapa orang yang secara bekerjasama, berkoordinasi, dan bersinergi, dalam sebuah organisasi/pemerintahan dengan periode waktu tertentu. Misalnya Kepemimpinan Presiden SBY 2009-2014 maka itu berarti bukan SBY sendiri tetapi SBY bersama para Menteri, serta staf, dan jajaran pemerintahan semasa tahun tersebut serta Parpol-parpol pendukungnya. Kepemimpinan dalam Era Demokrasi seperti saat ini pun, merupakan kepemimpinan yang terikat dengan aturan-aturan konstitusi yang dibuat berdasarkan kesepakatan kesepakatan politik sebagai sebuah kebijakan yang tertinggi. Sehingga dalam hal ini pengaruh Politik dalam mengarahkan jalannya sebuah kepemimpinan amat terasa auranya.    

Pemimpin atau kepemimpinan tidak pernah lepas dari pembahasan karakter Pemimpin dan Konsep Pemimpin yang baik, bermacam-macam konsep Pemimpin yang baik seperti dalam konsep Islam terdapat kriteria pemimpin yang baik, antara lain minimal seorang pemimpin harus memiliki 4 karakter atau sifat sebagai berikut :

  • S1DDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan
  • FATHONAH artinya cerdas, memiliki intelektualitas tinggi, Kompetensi yang baik, dan professional
  • AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi, dan akuntabel
  • TABLIGH artinya senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, komunikatif, dan Tranparansi.

Selain konsep Islam tersebut hampir semua agama mempunyai kriteria tersendiri tentang karakter ataupun sifat Pemimpin, salah satu Founding Father kita yaitu, Ki Hajar Dewantara pun memperkenalkan konsep falsafah jawa tentang kepemimpinan yang sudah familiar ditelinga Masyarakat   Indonesia bahkan selalu terpampang di setiap institusi pendidikan di Indonesia, yaitu                        
ING NGARSO SUNG TULODO artinya : didepan memberi contoh yang baik/Keteladanan
ING MADYO MANGUN KARSO artinya : ditengah memberi dorongan semangat
TUT WURI HANDAYANI artinya : dibelakang memberi dorongan berupa petuah petuah. Begitu juga diseluruh Daerah-Daerah di Republik Indonesia tentunya juga memiliki falsafah kepemimpinan yang baik, yang dapat menjadi dasar untuk menjadikan seseorang pemimpin di Bumi tempat dia berpijak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakatnya (kearifan lokal).

Dari sekian banyak konsep pemimpin atau kepemimpinan maka semuanya bermuara bahwa karakter ataupun sifat dari pemimpin merupakan hal yang mutlak harus dimiliki oleh setiap orang yang menjadi pemimpin. Karakter ataupun sifat itu terbentuk melalui proses yang lama dengan praktek kepemimpinan dalam suasana dan masa-masa yang   serba sulit, penuh tekanan dan tantangan, dan teruji menghadapi berbagai macam permasalahan. sehingga tidak heran kita banyak melahirkan Pemimpin besar dizaman Perjuangan Kemerdekaan, karena mereka teruji dengan berbagai macam tantangan dan tekanan, seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Natsir, Tan Malaka dan sebagainya.

Namun saat ini kondisinya di Indonesia, melahirkan Pemimpin atau menciptakan Pemimpin tidak lah semudah membalikkan telapak tangan, Banyak Pemimpin Muda tapi berakhir dalam jeruji Besi (Anas Urbaningrum, Andi Malaranggeng, Angelina Sondakh, dll) pun demikian dimana banyak Ketua organisasi tapi bukanlah pemimpin organisasi, seperti menurut Donald H. Mc Gannon : Kepemimpinan adalah suatu tindakan, bukan suatu posisi. ini maksudnya adalah karena posisi ketua organisasi belum tentu seorang pemimpin di organisasi tersebut, apalagi organisasi yang bersifat elitis dan tidak merakyat/membumi, maka posisi ketua dapat diperjualbelikan dimana kemampuan memimpin belum teruji akan tetapi mempunyai modal (uang /dana) dapat langsung menjadi ketua di organisasi yang bersifat elitis ataupun prestise tersebut (Karbitan). sementara pemimpin yang sebenarnya (yang menggerakkan organisasi tersebut) adalah orang lain yang berada dibalik layar dengan memanfaatkan sosok ketua/orang yang dipasangnya.

Bahkan dapat dilihat dalam laga Pemilhan Caleg yang baru saja berlalu, tidak dapat dikatakan sudah menghasilkan pemimpin yang menjadi perwakilan rakyat, ini dikarenaknan proses penyaringan Caleg yang dilakukan oleh Partai Politik masih belum berdasarkan kriteria, dan karakter kepemimpinan yang baik, berdasarkan proses pengkaderan, akan tetapi masih kental dengan nuansa transaksional terutama dalam penentuan Caleg dan nomor urut Caleg, dilengkapi lagi dengan sebagian masyarakat di Indonesia yang masih kurang cerdas dalam memanfaatkan hak pilihnya, sehingga memilih tidak berdasarkan Visi, ataupun Program akan tetapi memilih berdasarkan NPWP (Nomor Piro Wani Piro), Ini yang merusak proses pengkaderan Kepemimpinan di Indonesia sehingga mencari Pemimpin yang kuat dan memiliki karakter yang baik, serta teruji diberbagai macam medan permasalahan amat sulit, dengan kata lain Bangsa Indonesia saat ini mengalami   krisis kepemimpinan.

Krisis Kepemimpinan di Indonesia saat ini yang menjadi tantangan generasi muda Indonesia kedepan, dan menjadi tugas sejarah generasi yang berkuasa/ataupun yang memimpin saat ini, karena sejatinya Pemimpin Bangsa Indonesia di masa yang akan datang adalah anda semua para pemuda dan Mahasiswa saat ini, seperti kata  Franklin D Roosevelt ; Kita tidak selalu bisa membangun masa depan untuk generasi muda, tapi kita dapat membangun generasi muda untuk masa depan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh kaum Muda yang ingin membaktikan dirinya buat Bangsanya, apabila ia ingin menjadi salah satu Pemimpin di negeri ini, baik dilevel organisasi/Pemerintahan yang terkecil sampai ke tingkat Nasional : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun