Guru dalam perpeltif saya bukan hanya yang menyandang gelarvsarjana kependidikan atau keguruan, bukan hanya S. Pd atau M. Pd atau sejenisnya, Â lebih dalam lagi guru ya guru yang bisa memberikan tauladan bisa digugu ( dipercaya ) Â dan ditiru ( diikuti ).
Jauh sebelum anda berprofesi pengajar, Â sebagai pendidik dan jauh sebelum anda menyandang gelar dan profesi sebagai guru, Â ayah bunda, Â umi abi, bapak ibu dan enak bapakmulah telah memulai menjadi guru kehidupan.Â
Montentum hari guru tidak akan pentin  dan menarik kalau hanya seremonial ucapan selamat saja,  saat guru masing meraung yang meraung,  guru masih turun ke jalan dan guru bilang tidak sejahtera sementara ada guru yang ongkang ongkang merasa tak lagi pantas turun je jalan tak pantas lagi teriak dan meraung toh ia telah mencapai titik kesejahteraan atas nama SK dan Sertifikasi.Â
Momentum ini akan jadi benar benar bermakna saat semua sama faham dan mengerti bahwa hari guru milik bersama, Â ya... selamat buat guru kehidupan yang tak pernah turun kejalan menuntut nilai, Â saya tidak bilang salah buat anda yang turun ke jalan atas nama hak sebagai seorang guru dan saya tak bilang salah buat meraka yang merasa nyaman dan aman setelah SK dan Sertifikasimu turun.
Ya... Â semua berpulang pada gumpalan daging didalam, Â ayoooo sadarlah yang sudah memiliki SK dan Sertifikasi atas profesi guru... Â tanggunh jawab generasi muda bangsa ini ada padamu.Â
Ayooo yang masing mengejar value atas profesi guru ini, Â bersabarlah dan semangatlah, Â sejatinya selain balasan didunia guru kehidupan lebih mulya dan pepatah lama menyebutnya "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" walau sudah tak selaras dengan kondisi sekarang.Â
Guru kehidupan itu ya kita, Â ya kita, aku, Â kamu dan mereka..., Â saat kita berfikir positif apapun akan menjadi pelajaran hidup dab menjadi guru kehidupan.
Aziz Aminudin