Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas, Trainer, Personal Coach, Terapist, Hipnoterapist, Pembicara, Online Marketer, Web Design

Praktisi Kehidupan, Kompasianer Brebes www.azizamin.net Founder MPC INDONESIA www.mpcindonesia.com WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Stigma Itu Tidak Ada, tapi Terasa di Ruang BK

21 Februari 2020   07:32 Diperbarui: 21 Februari 2020   11:02 1695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ruang guru bimbingan konseling (Sumber: sumsel.kemenag.go.id)

Nah, ironis memang saat diharapkan BK menjadi fasilitas yang tepat untuk menggali potensi minat dan bakat, tapi dalam persepsi umum masih dianggap ruang bagi anak anak yang bermasalah.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sebagai praktisi hipnoterapi, saya melihat sederhana saja ini soal persepsi yang kurang tepat (negatif) yang menurun dari generasi sebelumnya bahwa BK sebagai tempat anak yang bermasalah. 

Padahal kalau kita coba sosialisasikan dan edukasikan pada pesera didik secara masif bahwa BK bukan tempat orang yang bermasalah, tapi orang yang punya persoalan dan edukasikan bahwa peram BK membantu peserta didik memandu menyelesaikan persoalan tersebut, bisa jadi rasanya akan beda.

Bimbingan Konseling Rasa Penyidikan
Kebetulan beberapa bulan ini di Griya Hipnoterapi MPC beberapa klien datang dengan persoalan terkait perilaku anak, baik yang ia sampai dikeluarkan dari sekolah dikarenakan perilakunya dan ada yang masih sekolah, tentunya dengan kondisi yang menarik untuk diuraikan benang merahnya.

Ini menarik, beberapa dari mereka merasa bahwa kalau di BK tidak dapat solusi, tidak didengarkan dengan baik, bahkan sebagian lagi merasa seperti diintrogasi dan dituduh melakukan sesuatu yang tidak dilakukan.

Semakin miris lagi apabila ternyata ada oknum guru BK yang juga tidak bisa menjaga privasi dan meceritakan persoalan pada guru lain dan siswa yang aktif di organisasi sekolah.

Bisa jadi ini hanya terjadi di sekolah sekolah tertentu saja, artinya tidak semua tapi ini akan sangat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak kalau ia memiliki hambatan dalam belajar, baik karena masah di rumah, masalah di sekolah atau masalah perilaku, sejatinya anak sangat mudah diubah dan diedukasi ketika pola kalimat tepat.

Masih adanya persepsi bahwa anak yang datang ke BK adalah anak bermasalah.

Perlu Edukasi dan Sosialisasi tentang BK
Sekolah sangat perlu untuk mensosialisasi apa itu BK, tugas, dan fungsinya, fasilitas atau layanan konseling pasa semua peserta didik tanpa kecuali.

Sosialisasi ini harus dilakukan secara sistematis dan masif, rutin di kelas dan atau melibatkan organisasi sekolah untuk memutus mata rantai persepsi yang salah tentang BK.

Ubah persepsi bahwa bukan anak bermasalah yang ke BK tapi semua anak yang punya persoalan atau hambatan dalam belajar terkait pikiran dan perilaku bisa datang ke BK untuk dibantu (konsultasi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun