Mohon tunggu...
azieh
azieh Mohon Tunggu... -

Seorang kawula alit yang sedang berbenah diri menjadi lebih baik lagi untuk dunia akhirat. Yang memilih menunggu seperti Fatimah dipinang Ali. Seperti hanya seekor kupu2 yang berharap terbang melintas awan setinggi elang email : aziehcraft@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masa Lalu

26 Juli 2016   11:31 Diperbarui: 26 Juli 2016   11:39 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Wimbo masih tidak habis pikir atas keputusan yang diambilnya sendiri kala itu. Andai saja dia tidak menolak pinangan mas mun kala itu mungkin dia tidak menjadi perawan tua seperti yang disebutkan tetangganya. Tapi semua itu adalah kehendak dari Allah, dia menerima ataupun menolak itu sudah menjadi takdirnya.

***

"Mas mun anaknya sudah dua lho mbak" cerita yani, sahabat kecil wimbo.

"Terus hubungannya denganku apa?" bisik Wimbo pada yani.

"Para tetangga sudah pada tahu pernikahan hasna mbak, aku aja ngeri kalau denger warga gosipin kamu mbak" yani memulai ceritanya. "mereka bilang mbak wimbo gak laku-laku, sampe dilangkahi tiga adik perempuan sekaligus" imbuh yani.

"Ini sudah jalanNya yan" lirih wimbo "kalau saja waktu itu aku menerima pinangan mas mun, apa bisa menjamin aku hidup bahagia, aku hanya menuruti kata hatiku kala itu, biarkan saja mengalir apa adanya seperti ini " imbuhnya.

"Tapi mbak, bagaimana air bisa mengalir kalau sumbatan itu ndak kamu bersihkan. Ayolah mbak move on, mau sampai kapan kamu mengharapkan dia yang sama sekali tidak ada tanda-tanda dia serius padamu. Lagian dia sudah meninggal mbak, segera bangkit mbak" ceroros yani pada wimbo.

"sebenarnya aku sudah move on dari mas riez, tapi dari mas yang pertama aku belum bisa move on yan" cerita wimbo lirih, bahkan hampir tidak terdengar oleh yani.

Yani kaget mendengar pengakuan dari wimbo, "jadi... " yani membelalakkan matanya di depan wimbo.

"idih, matanya biasa aja kali, mau lepas itu" sergah wimbo sambil menggelitik perut yani.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun