Mohon tunggu...
Azhiim Bela Saputra 2
Azhiim Bela Saputra 2 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya adalah mahasiswa UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertamaku Mengajar

15 Desember 2022   21:00 Diperbarui: 15 Desember 2022   21:56 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam kehidupan selalu ada yang pertama dan biasanya hal pertama kalinya pasti akan membuat orang gugup, gerogi, deg-degan, penasaran dan perasaan yang aduhai campur aduk. Kali ini sebagai guru, pengalaman pertama kali mengajarku didapat dari salah satu pelajaran mata kuliah di UIN K.H ABDURRAHMAN WAHID, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yaituStrategi Belajar Mengajar. Meskipun ini pengalaman sudah lama, tetapi aku ingin menulisnya di sini. Siapa tahu nanti anakku di masa depan mau mendengar pengalaman ayah padahal ayahnya lagi males cerita. Suruh blogwalking ke sini aja, ehehe...

Hari itu seperti biasanya dengan melakukan presentasi atau memberikan materi didepan teman sebaya sebagai siswanya, saat presentasi temanku berakhir kemudian dialihkan ke dosen untuk menambahkan materi.

Begitu terkejutnya hatiku dan teman-temanku saat mendengar beliau berkata "Tak indah dan tak cocok apabila belajar hanya melalui teori tanpa praktik". Maka bapak berikan tugas UAS untuk kalian membuat video praktik pembelajaran  (Ujarnya). Begitu mendengarnya aku pun bingung, lemas dan tidak tahu harus berbuat apa. 

Karena ini tugas UAS mau tak mau harus aku lakukan dan tak mudah bagiku untuk tampil di depan kamera. Meski tak diwajibkan membuat pembelajaran langsung kepada anak-anak SD atau bisa melalui teman-teman sebaya (saling bergantian membuat video),  Tapi aku ingin tampil berbeda dari teman- temanku. Dengan langsung mengajar anak SD di salah satu sekolah yang berada di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.Tentunya aku tidak sendirian, aku bersama partner yang biasa menemani hari-hariku. Yang aku harapkan dia jadi ibu dari anak-anakku nanti, ehehe.... 

Dimulai dari jam 08.00 WIB kami berangkat bersama menuju lokasi, Lokasinya berada di bawah kaki gunung dan ditempuh melalui sepeda motor sekitar 1 jam perjalanan. Sesampainya disana kami langsung disorot mata-mata yang tertuju pada kedatangan kami. Hatiku nervouss,insecure dan gugup namun partnerku menyemangatiku seraya berkata "sudah sampai di titik ini, percayalah kita basti bisa kok. Bismillah".

Setelah turun dari motor dan menemui guru kelas di ruang kantor, ternyata masih jam istirahat pantas saja banyak yang melihati kami. Seperti pada sekolah lainnya dengan rentang waktu istirahat 15 menit, tepat pada jam 09.15 kami dihantarkan ke kelas. Kali ini kami memberanikan untuk yang pertamakalinya mengajar anak-anak sungguhan. Yang benar-benar masih imut dan menggemaskan. Karna kan kami sudah terbiasa berbicara di depan kelas bersama teman-teman mahasiswa yang sudah dewasa cantik" dan ganteng", ehehe biar ngga irii dehh...

Hal ini merupakan pengalaman bagiku dan partnerku yang paling dirasa anti mainstream. Saat menuju ke kelas aku mendengar bisikan dari para siswa dan siswi, "pak guru barunya ganteng yah", "tinggi banget si pak gurunya", keren bgt pake jas ijo-ijo dan sebagainya. Entah pendengaranku yang rusak atau bisa saja mereka memang berkata demikian.

Kali ini kami dihantarkan pada kelas dua dan diberi kesempatan mengajar sekitar 1 jam pelajaran. Menguasai kelas memang hal yang nggak mudah, mengingat ini pengalaman pertamaku. Aku fokus harus mengajar sesuai dengan RPP dan menyelesaikan materi untuk hari itu. Tapi kenyataan di lapangan itu berbeda, menenangkan murid yang gaduh dan ramai jauh lebih sulit. Kali ini aku mengajar di kelas dua bersama partnerku, anak-anaknya lucu dan menggemaskan dengan segala tingkah lakunya yang absurd- absurd dan sulit dimengerti. Ada yang kakinya ditaruh di laci meja, ada yang nangis dipojokan, ada yang tidur sampe ngiler dsb. "Aduhh ada-ada saja tingkah lakumu nakkk" (ujarku dalam hati).

Namun sebisa mungkin aku lakukan dengan sekuat tenaga, jiwa dan pikiran. Dan dilakukan dengan kesabaran lebih, karna menjadi seorang guru bukan suatu hal yang mudah. Kita dituntut untuk mengetahui karakter dari masing-masing anak, interaktif dan mengasikkan dalam memberikan materi pembelajaran.
Itu saja. Kenapa nggak terlalu membekas ya? Mungkin karena durasinya yang singkat dan nggak tiap hari datang ke sekolah itu. Yah, begitulah. Kendati demikian aku tetap bersyukur mendapat kesempatan mengajar anak-anak sungguhan yang bener-bener masi kecil, imut dan menggemaskan. Untungnya tempatku pertama kali mengajar masi sedikit anak-anak yang aku ajarin, sekitar 10-20 anak. Jadi nggak kebayang  deh kalo bisa sampe 30 an lebih ehehe...

Terimakasih sudah membaca pengalaman hidup saya, semoga dapat memotivasi dan menyenangkan bagi kalian...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun