Mohon tunggu...
Azel JuliezaVerel
Azel JuliezaVerel Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa di Universitas Negeri Malang

Saya Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sepakbola Sebagai Mesin Integrasi: Mahasiswa dan Suporter Bersatu Membangun Perdamaian

22 Mei 2024   23:59 Diperbarui: 23 Mei 2024   01:13 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Malang, 22 Mei 2024 - Sepakbola tidak hanya merupakan olahraga yang populer di Indonesia, tetapi juga menjadi cerminan dari keragaman yang ada di negara ini. Dengan lebih dari 17.000 pulau dan keberagaman budaya, etnis, agama, dan bahasa, Indonesia dijuluki dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika," yang artinya "Berbeda-beda tetapi tetap satu." Namun, keragaman ini seringkali menimbulkan tantangan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Salah satu tantangan utamanya adalah konflik antar suporter dalam konteks sepakbola. 

Meskipun olahraga ini mampu menyatukan jutaan orang dari berbagai latar belakang setiap akhir pekan, namun rivalitas yang berlebihan seringkali memicu kekerasan dan perseteruan antar kelompok suporter, yang dapat mengancam stabilitas sosial dan merusak citra sepakbola sebagai alat pemersatu. Karena kondisi tersebut, kami sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang yang beranggotakan dua orang; Fahmi Aziz dan Muhammad Fajar Maulana melakukan sosialisasi kepada para remaja khususnya pecinta sepakbola pada hari senin, 20 Mei 2024 di Cak Rill Kopi, Jl. Sunan Kalijaga Dalam No. 7 , Karangbesuki, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur (20/05/24). Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka memenuhi penugasan projek mata kuliah umum Pendidikan Kewarganegaraan yang diampu oleh Bapak Deny Wahyu Apriadi S. Ant., M.A.

Kaum milenial, yang merupakan generasi terbesar dalam populasi Indonesia saat ini, memiliki peran kunci dalam membentuk masa depan negara. Dibesarkan di era digital dan globalisasi, mereka memiliki akses luas terhadap informasi dan teknologi, serta lebih terbuka terhadap perubahan. 

Oleh karena itu, mereka memiliki potensi besar untuk menjadi agen perdamaian dan integrasi nasional. Untuk merajut kebhinekaan melalui sepakbola, perlu adanya strategi yang komprehensif. Ini termasuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perdamaian melalui pendidikan, membangun kerjasama antar suporter dari berbagai klub, menggunakan media massa dan influencer untuk menyebarkan pesan perdamaian, menerapkan kebijakan yang mendukung perdamaian, dan melibatkan kaum milenial secara aktif dalam upaya membangun perdamaian antar suporter. Dengan demikian, perdamaian antar suporter dapat memperkuat integrasi nasional dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.

Dalam sebuah diskusi yang diadakan baru-baru ini, kaum muda Indonesia dari berbagai latar belakang, bersama dengan suporter sepakbola, telah mengeksplorasi cara-cara untuk merajut kebhinekaan dan membangun perdamaian melalui olahraga yang sangat dicintai di negara ini. Diskusi ini mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang peran penting sepakbola dalam menyatukan masyarakat yang beragam budaya, etnis, agama, dan bahasa di Indonesia.

Akar Masalah Konflik Antar Suporter


Diskusi dimulai dengan menganalisis akar masalah konflik antar suporter. Rivalitas yang berlebihan, fanatisme yang tak terkendali, dan kurangnya pemahaman tentang pentingnya perdamaian diidentifikasi sebagai faktor utama yang menyebabkan konflik ini. Peserta diskusi sadar akan dampak negatif konflik tersebut, tidak hanya dalam konteks stadion tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, yang dapat melemahkan integrasi nasional dan menciptakan ketegangan sosial.

Strategi Perdamaian Antar Suporter

Dalam upaya meredakan konflik, pendidikan dan kesadaran dianggap sebagai langkah awal yang penting. Para peserta menyoroti pentingnya meningkatkan kesadaran akan pentingnya perdamaian dan toleransi melalui program edukasi di sekolah-sekolah dan komunitas sepakbola. Selain itu, kegiatan bersama antar suporter diakui sebagai sarana yang efektif untuk membangun hubungan positif dan meredakan rivalitas.

Peran Media dan Influencer

Peran media massa dan influencer dalam membentuk narasi perdamaian juga dibahas secara mendalam. Peserta diskusi setuju bahwa media massa memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik, sehingga penting untuk mengubah narasi yang dominan tentang konflik menjadi narasi perdamaian dan kerjasama. Melalui kampanye yang kreatif dan inspiratif, pesan perdamaian dapat disebarkan kepada audiens yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun