Makanan Bermasalah Gratis.
Setiap hari ada saja berita di media massa yang memberitakan tentang adanya anak-anak yang alami masalah pencernaan akibat memakan makanan bergizi gratis (MBG). Ada saja setiap beritanya dan tiada hari tanpa berita anak keracunan MBG. Anehnya adalah sampai hari ini belum ada satu pun kasus keracunan MBG yang ditangani, diperiksa oleh polisi. Sampah hari juga belum ada kasus tersebut disidangkan di pengadilan. Tentunya sampai hari ini belum ada satu pun pengelola atau penyedia yang dihukum karena menyediakan makanan bermasalah gratis itu.Program yang sudah berjalan beberapa bulan sudah dilakukan oleh pemerintahan presiden Prabowo dan wakil presiden Gibran ini adalah pemenuhan janji kampanye mereka. Saat kampanye pilpres lalu pasangan Prabowo dan Gibran ini berjanji akan mengadakan program  pemberian makan bergizi gratis pada anak Indonesia melalui sekolah-sekolah secara gratis di seluruh Indonesia.  Program ini berjalan terus tidak pernah dievaluasi atau diperbaiki pengadaannya padahal sudah banyak anak-anak jadi korban keracunan akibat MBG.
Sudah jelas makan yang diberikan dan membuat Anak-Anak keracunan itu dari siapa penyedianya. TapiÂ
Berita surat MBG. Sumber foto: Kompas Tv
sampai sekarang polisi tidak pernah memeriksa dan menangkap siapa pelaku. Lucu saja jadinya, negara hukum Indonesia ini. Dikatakan dalam UUD 1945 bahwa setiap warga negara sama dihadapan hukum. Artinya juga adalah, setiap warga negara, siapa pun dia mendapat perlindungan hukum. Bukan berarti kalo Anak-Anak berbeda perlindungannya dengan penyedia atau perusahaan MBG. Sampai-sampai anak dan orang tua disuruh membuat surat bahw arisan akan menuntut penyedia MBG jika makannya bermasalah. Salah satu orang tua murid membongkar kasus surat pernyataannya dari MTs Negeri 2 Brebes, Jawa Tengah. Berarti hukum di Indonesia tidak berlaku untuk penyedia atau pelaksana program MBG walau secara hukum bermasalah?Ada korban, ada tindak pidananya tapi tidak ada satu pun penyedia MBG yang diperiksa serta dihukum. Sampai sekarang kita tidak pernah membaca berita tentang  ada penyedia atau perusahaan MBG yang dihukum karena makanan yang disediakannya membuat Anak-Anak keracunan. Lain ceritanya jika ada sebuah kegiatan makan bersama hajat yang diadakan oleh masyarakat, jika peserta atau penikmatnya keracunan akibat  makanan yang disediakan cepat sekali polisi bertindak. Bahkan polisi langsung sigap memeriksa pelaksana acara hajatan itu dan meminta sejumlah uang. Alasan permintaan uang itu oleh polisi adalah untuk biaya pemeriksaan makanan ke laboratorium dan penyelidikan perkara keracunan makanan. Kalo berita masyarakat yang mengadakan hajatan dan dihukum karena makanannya beracun itu sering saya baca di media massa.Bahkan program MBG ini konon beritanya akan mengeluarkan biaya Rp 1 Trilyun lebih untuk setiap hari melaksanakannya. Sekali lucu saja polisi dan pemerintah menutupi masalah anak-anak keracunanÂ
Surat Pernyataan menerima dampak MBG. Sumber foto: Kompas Tv
akibat memakan MBG. Banyak media setiap hari ada memberitakan Anak-Anak masuk rumah sakit setelah makan MBG. Tidak ada penyedia yang ditangkap dan periksa lalu dihukum. Tidak terdengar atau terbaca ada evaluasi dilakukan pemerintah untuk memperbaiki sistem pelaksanaan program MBG. Program MBG terus saja dilakukan dan setiap hari ada saja anak-anakku keracunan. Harus diperiksa dan dievaluasi dimana masalahnya sehingga MBG yang disediakan bermasalah kualitasnya.Sekarang ditambah lagi jumlah anggarannya sampai Rp 1 Trilyun lebih setiap. Uang untuk program MBG ini adalah uang rakyat dan rakyatnya keracunan, pemerintahnya dan polisinya diam saja. Aneh sekali pemerintah, program makanan bermasalah MBG ini sudah jelas membuat banyak anak-anak menjadi korban alias gagal. Tapi kok justru ke depannya anggaran akan ditambah jadi Rp 1 Trilyun lebih setiap harinya. Ayo evaluasi dulu Program MBG dan periksa penyedianya yang membuat anak-anak keracunan MBG agar makanannya benar makanan bergizi gratis dan bukan makanan bermasalah gratis. Sebenarnya sih rakyat tidak gratis juga untuk mendapatkan MBG karena program ini adalah diadakan oleh uang rakyat bukan uang presiden dan wakil presiden. Jadi sebenarnya bukan makanan bermasalah gratis tetapi makanan bermasalah berbayar.
Perjalanan Jakarta ke Solo, 18 September 2025.
Azas Tigor Nainggolan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Hukum Selengkapnya