Aku mendengar cerita-cerita dari mendung yang bergulung
Nyatanya ia juga begitu pemurung
Kau tak pernah mendengarnya
Bagaimana asam dan amis meliputi hidupnya
Cerita-cerita merajam dan mengiris batinku
Kau barangkali tak pernah memperhatikannya
 hitam juga kelabu sebagai sandangannya
Kau menganggapnya sebagai gangguan langkah-langkah kakimu semata
Bahwa kau benci akan kehadirannya
Kau tak tahu begitu berat bebannya
Ia adalah wujud dari serapan dan simpanan semua keluh-kesah bumi untuk disampaikan pada langit
Sebelum kemudian tangan-tangan tak terlihat memerahnya
Sampai hujan pun tercurah
 tumpah-ruah
bagai air mata
Jakarta 2022
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!