Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ayyubi
Muhammad Irfan Ayyubi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Seorang bapak yang mengumpulkan kenangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belajar dari Lampu Penerang Jalan

4 Juni 2021   05:20 Diperbarui: 4 Juni 2021   05:31 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rasanya begini: kita tak perlu bermimpi jadi matahari, atau rembulan, merasa ingin menerangi jagad raya

Aku tiba-tiba mengingat ketika berkali-kali melewati jalan itu, bahwa pada sebagian jalan yang kini gelap,  pernah suatu waktu aku melihat sebuah bohlam lampu jalan menerangi, tidak sepanjang jalanan itu, ia menyorot  sebagian kecil dari jalan yang panjang, diantara lampu-lampu jalan lainnya, ia pernah suatu ketika menerangi, tanpa orang-orang yang lalu lalang peduli, ia juga barangkali tak peduli apakah dirinya dipedulikan atau tidak, tapi, ia tetap di sana, menerangi, sampai tiba waktu ketika sinarnya mati, umurnya habis, sekian lama baru orang-orang sepertiku menyadari bahwa lampu itu pernah di sana, menerangi sebagian jalan itu, dan kebanyakan orang tiada memperhatikannya. Cepat atau lambat, ia akan digantikan.

Aku kira, beginilah manusia seharusnya hidup.

2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun