Mohon tunggu...
Ayu Shella
Ayu Shella Mohon Tunggu... Penulis - Udah sembuh belum, Yu? Belum, gilaku makin menjadi.

saleum dari Aceh! Karya sastra dan segala yang berhubungan dengannya. Bahasa dan segala aspeknya. Adat budaya dan segala kerumitannya. Tiga hal ini merupakan kegiatan yang paling saya sukai.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Paseong

11 November 2021   10:23 Diperbarui: 11 November 2021   10:31 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pasoeng

Akhirnya aku kembali ke penjara suci ini. Tempat ini sudah menjadi tempat keluh kesahku selama beberapa tahun. Pesantren ini menjadi tempat naunganku selama 10 bulan dalam setahun. Walaupun perbulannya aku juga ada izin pulang ke rumah tapi  tempat ini juga seperti rumah kedua bagiku

Aku cukup diistimewakan disini. Hampir semua dari anak santri disini  segan padaku, mungkin karena keluargaku buka keluarga biasa, keturunan kami dari keturunan raja dan keturunan ulama dan Abiku mempunyai pondok pesantren yang cukup besar . Di keluargaku pun hampir semua anak pesantren.

Aku memiliki 5 orang abang laki-laki dan mereka sudah mendapat jalan nya sendiri. Abi mensyaratkan kami untuk mengaji paling sedikit 7 tahun baru kemudian bisa melanjutkan sekolah biasa. Semua abangku pun sudah berhasil, misalnya bang Walid, ia sudah menjadi dokter ternama di Arab sedangkan abangku yang lain berhasil dalam bidangnya sendiri. Dikalangan keluargaku, anak laki-laki sangat diperhitungkan, hal ini tidak sama halnya dengan ku atau lebih tepatnya dengan anak perempuan kami sangat dikekang dan bahkan pendidikan duniawi diharamkan bagiku.

Jika dikalangan biasa, alasan mereka tidak memperbolehkan anak perempuan bekerjq karena mereka pikir anak perempuan ujung-ujungnya juga masak di dapur. Bahkan  ada istilah "perempuan itu hanya di dapur, kasur , sumur",  istilah ini masih berlaku di daerahku. Hal ini beda degan anggapan keluargaku, bagi kelurga besarku anak perempuan itu sember maksiat, perempuan itu lemah dan rapuh, dan perempuan itu tidak bisa memimpin, hanya bisa dipimpin. Doktrin ini sudah berjalan secara turun-temurun.

Bicara pernikahan maka kata perjodohan pasti diikutkan dalam kata pernikahan tersebut. Jika dijodohkan kami perempuan tidak bisa menolak  tapi hanya dari pria yang boleh menolak perjodohan. Memang, jika bicara perjodohan ditahun 2000 ini akan terasa asing dan kolot tetapi hal itu tidak terjadi dalam hidup keluargaku.

Mak Cek Aisyah salah satu contoh dikeluargaku yang tidak mau menikah dan lebih memilih untuk bertaqwa kepda Allah. Sudah banyak orang-orang besar di daerahku datang untuk melamarnya tetapi Ia tolak dengan secara halus. Hingga lama- kelamaan tak ada lagi yang mau menikahinya.  Aku tidak mau apa yang dialami oleh Mak Cek ku itu terjadi padaku.

Aku suka membaca. Aku mulai jatuh cinta pada setia kitab karangan dari semua sastrawan islam  sejak aku bisa membaca bahkan kini  aku tergolong dalam pengagum setiap karya saatra yang dituliskan oleh sastrawan islam. Menurutku saatrawan islam tidak kalah berkualitas dari kalangan sastrawan barat.

Dirumahku memiliki satu perpustakaan yang sangat luas, bahkan luasnya hampir setengah dari rumahku. Disini kitab dan buku tentang ilmu semuanya ada tapi Abi melarangku untuk membaca novel, cepen, atau sejenisnya yang tidak berkualitas baginya. Setiap buku dan kitab disini sudah di soltir dan dibaca oleh Abiku. Di Pesru ini aku paling suka baca tentang Abu Nawas, bagiku cerita Abu Nawas sama halnya dengan baca komik untuk anak sekarang ini. Aku juaga suka membaca tentang kitab baik itu fikah tasawuf maupun nahu dan saraf. Dan yang paling aku favoritkan adalah kitab yang menceritakan kisah Rasulullah secara terperinci. Aku ingin bersuamikan seorang suami seperti Rasulullah walaupun aku tau tidak seorang pun yang seperti beliau tapi aku tetap mengharapkan hal itu terjadi.

" Cut Rania Fhatia!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

"Ah itu pasti suara Mariam sahabat sekaligus mata-mata yang dikirim oleh Abiku."pikirku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun