Mohon tunggu...
Ayu Sekarini
Ayu Sekarini Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Going to the Top! Aint got time to waste.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Secercah Harapan untuk Ibu Kota

20 Agustus 2019   21:30 Diperbarui: 20 Agustus 2019   21:39 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada 16 Agustus 2019 dengan yakin Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta izin kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk memindahkan Ibu Kota ke Pulau Kalimantan. Presiden Indonesia yang baru saja terpilih untuk kedua kalinya itu juga terus menegaskan dalam pidatonya bahwa pembangunan di Indonesia seharusnya secara Indonesia senteris bukan Jawa senteris! Lalu, mengapa pemindahan Ibu Kota dari Jakarta diperlukan? Jika kita melihat kepadatan penduduk, kualitas udara, tingkat kesenjangan sosial, dan jangan lupa penurunan permukaan tanah setiap tahunnya, maka pemindahan Ibu Kota adalah suatu mandatori. 

Mengutip apa yang dikatakan Pak Jokowi, Ibu Kota baru dirancang bukan hanya sebagai simbol identitas, tetapi representasi kemajuan bangsa, dengan mengusung konsep modern, smart, dan green city, memakai energi baru dan terbarukan, tidak bergantung kepada energi fosil. Seperti ketika kita membuka lembar baru, kita mulai menulis dari awal. Pemindahan Ibu Kota menjadi sangat penting karena permasalahan utama yang terjadi adalah ketidakmampuan manusia untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada alam. Perencanaan yang matang dengan eksekusi yang transparan dan bersih tentu akan mempercepat terealisasi Ibu Kota baru.

Seiring dengan pindahnya Ibu Kota ke Kalimantan, saya berharap pemerataan pendidikan dapat terlaksana dengan membangun sekolah -- sekolah dan perguruan tinggi baru yang didukung dengan pembangunan infrastruktur dan transportasi. Pendidikan adalah a ticking bomb yang bisa merubah nasib seseorang atau suatu bangsa. Jika ingin Indonesia menjadi negara maju, maka pola berpikir warganya juga harus berubah, hal ini dapat terwujud jika rakyatnya memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni baik secara formal maupun non formal. Kalau hal ini bisa terwujud, maka rakyat Indonesia terutama yang tinggal di perbatasan sudah tidak perlu lagi sekolah ke Negeri Jiran di sebrang. Pendidikan juga dapat memupuk rasa nasionalisme dan toleransi. Kekayaan alam dan budaya dapat dimanfaatkan dengan pemberian pelatihan masyarakat agar dapat mandiri membentuk ukm -- ukm yang didukung dengan pemanfatan teknologi digital. Pada zaman sekarang yang dibutuhkan bukan hanya melek huruf, tapi juga melek teknologi. Ekonomi Indonesia akan semakin tumbuh kuat jika banyak bermunculan entrepreneur baru, penggunaan teknologi yang massive akan memudahkan pemasaran produk -- produk yang dihasilkan untuk go -international. Selain itu, sebagai pulau terbesar ketiga di dunia yang memiliki keberagaman flora dan fauna, bahkan beberapa satwa langka dapat ditemui disini seperti orang utan, bekantan, dan lain -- lain. Pulau Borneo ini juga dihuni mayoritasnya oleh Suku Dayak yang kaya akan tradisi, salah satunya orang bertelinga panjang. Dengan kekayaan alam dan budayanya, Pulau Seribu Sungai ini memiliki potensi besar untuk dijadikan objek wisata. Pengembangan pariwisata tentu harus didukung dengan kemudahan akses terhadap tranportasi, penginapan, rumah makan, dan fasilitas publik lainnya. Tidak dapat dipungkiri juga, kemampuan sumber daya manusia dalam menggunankan bahasa asing seperti Bahasa Inggris dapat meningkatkan nilai jual pariwisata daerah tersebut sehingga peran pemerintah terutama dalam memberikan pendampingan pengembangan pariwisata dan memberikan pelatihan Bahasa Inggris sangat dibutuhkan. Berkembangnya pariwisata di Pulau Kalimantan akan menambah penghasilan bagi masyarakat setempat dan devisa negara dari turis asing yang berkunjung. Satu hal yang terakhir tapi tidak kalah penting yaitu walaupun menjadi Ibu Kota baru, jangan sampai alam dengan segala isinya dirusak! Pulau Borneo ini memiliki hutan hujan tropis tertua di dunia yang berperan sebagai paru -- paru dunia dan dihuni oleh flora dan fauna langka. Jika pembangunan dilakukan, maka harus memperhatikan juga dampaknya terhadap alam. Perencanaan yang matang dan terukur dengan mempertimbangkan dampak akan berguna bagi keberlangsungan eksistensi makhluk hidup dan alam. Oleh karena itu, pembangunan yang dilakukan harusnya berpedoman pada prinsip sustainable development goals (SDGs) untuk menciptakan Ibu Kota yang berkelanjutan. Karena pada dasarnya pemindahan Ibu Kota ke Pulau Kalimantan bukan untuk memindahkan Jakarta ke Kalimantan.

Pemindahan Ibu Kota tentunya memunculkan berbagai macam polemik, tapi di luar itu semua, pemindahan Ibu Kota telah memberikan secercah harapan baru. Ibarat pelita dalam kegelapan, kabar ini bisa dibilang sebagai berita terbaik untuk masyarakat Indonesia, untuk masyarakat Jakarta di tengah permasalahan menuntut buruknya udara Jakarta dan untuk masyarakat di luar Pulau Jawa di tengah segala keterbatasannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun