Ayu Herlina, Ayub Manggala Putra
Bayangkan kamu menonton film superhero. Superhero itu punya kekuatan super, seperti radiasi. Kalau digunakan dengan bijak, kekuatan ini bisa menyelamatkan banyak nyawa. Tapi kalau sembarangan, justru bisa membahayakan. Nah, begitulah radioterapi bekerja. Radioterapi merupakan sebuah terapi yang memanfaatkan radiasi dosis tinggi untuk menghancurkan atau mengecilkan sel-sel kanker. Agar tidak membahayakan jaringan sehat, dibutuhkan sistem proteksi radiasi yang ketat dan menyeluruh.
Bagaimana Proteksi Radiasi Diterapkan?
1. Untuk Pasien
Sebelum terapi dimulai, pasien menjalani pemindaian seperti CT-scan atau MRI untuk menentukan secara presisi lokasi dan volume target penyinaran. Berdasarkan hasil ini, tim medis menyusun rencana penyinaran yang akurat. Pasien juga menggunakan alat imobilisasi, seperti masker termoplastik atau bantalan khusus, untuk mencegah pergerakan selama terapi. Ini penting agar radiasi tidak mengenai organ sehat. Terapi biasanya berlangsung beberapa menit secara berkala dengan pemantauan dosis yang ketat agar tetap aman.
2. Untuk Tenaga Medis
Tenaga medis, termasuk radioterapis, tidak berada dalam ruangan selama terapi berlangsung. Mereka mengoperasikan alat dari ruang kendali yang dilindungi oleh dinding beton tebal atau pelapis timbal, sesuai standar keselamatan radiasi. Mereka juga menggunakan dosimeter pribadi, seperti TLD (Thermoluminescent Dosimeter), untuk memantau paparan radiasi harian dan tahunan, agar tidak melebihi batas aman yang ditetapkan oleh BAPETEN. Studi oleh Oemiati & Umar (2021) dari 33 artikel nasional dan internasional (2019--2023) menegaskan pentingnya penggunaan alat pelindung diri dan pelatihan keselamatan agar petugas tetap terlindungi dari efek jangka panjang radiasi.
3. Untuk Lingkungan
Fasilitas radioterapi dirancang dengan ketat. Ruang penyinaran dibangun menyerupai bunker dengan pelindung dari beton bertulang atau material bertimbal agar radiasi tidak bocor ke luar ruangan. Studi di RS Universitas Andalas mencatat bahwa laju dosis di sekitar ruangan berkisar antara 0 hingga 1,907 Sv/jam. Area publik tetap dijaga di bawah batas aman menurut Perka BAPETEN No. 3 Tahun 2013, yaitu 0,25 Sv/jam. Selain itu, mesin terapi dilengkapi sistem pengaman otomatis yang akan menghentikan alat jika terdeteksi kondisi berbahaya.
Mengapa Informasi Ini Penting?
Kata "radiasi" sering membuat masyarakat takut, padahal tidak semua radiasi berbahaya. Radioterapi adalah contoh penggunaan radiasi yang menyelamatkan. Edukasi bisa mengurangi stigma terhadap pasien kanker, sekaligus menciptakan lingkungan yang suportif. Dengan pemahaman yang benar, masyarakat akan:
1. Lebih tenang ketika mendampingi kerabat yang menjalani terapi.
2. Tahu hak serta prosedur dalam pengobatan.
3. Mampu menyebarkan informasi yang benar.
Tips untuk Pasien dan Keluarga:
1. Pilih fasilitas resmi dan berizin.
2. Jangan ragu bertanya prosedur dan keamanan pada dokter.
3. Ikuti arahan medis dengan disiplin.
4. Jaga kesehatan fisik dan mental.
Radiasi Bukan Musuh, Asal Dikendalikan
Radioterapi jika dijalankan dengan prosedur dan perlindungan yang benar akan sangat aman. Analoginya, radiasi seperti api yang bisa menghangatkan atau membakar, tergantung bagaimana penggunaannya. Atau seperti sinar matahari yang memberikan manfaat bagi tubuh, namun bisa berbahaya jika terpapar terlalu lama tanpa perlindungan. Proteksi radiasi dalam radioterapi meliputi pengaturan dosis, penargetan yang tepat, penggunaan alat pelindung, dan desain ruangan khusus sebagai tabir pelindung radiasi. Dengan
tenaga medis kompeten, teknologi yang berkembang, dan masyarakat yang teredukasi, radioterapi menjadi harapan bagi pejuang kanker. Mari sebarkan informasi yang tepat dan dukung pasien dengan pemahaman yang benar. Karena siapa pun bisa memberi dukungan bagi para pejuang kanker.