KLATEN - Berangkat dari kegemarannya memelihara burung dan membawanya ke kontes kicau di wilayah setempat, pria berusia 33 tahun ini berhasil mengembangkan hobi yang bermula dari tiga ekor burung kicau, seperti love bird, kenari dan murai, sekarang telah menjadi ratusan burung dengan konsep breeding atau penangkaran.Â
Breeding burung adalah pilihan pria ini setelah kegiatan rutinnya merawat burung kicau yang semakin membuat nyaman. Akrab dipanggil Ari, pria dengan nama lengkap Taufik Ari Wibowo mengatakan, "Saya berusaha ciptakan kesenangan untuk diri saya sendiri sesuai dengan passion saya." Kalimat itulah yang membawanya sampai pada titik sukses saat ini. "Jadi, ini bukan tentang bisnis tapi hobi", ucapnya menegaskan pernyataan sebelumnya.Â
Pada tahun 2012, hobinya sudah dimulai dengan memelihara burung love bird, burung yang memiliki warna mencolok dan sangat bervariasi. Saat itu burung ini menjadi primadona para pecinta burung dengan harga yang lumayan tinggi. Seiring berjalannya waktu, ketertarikannya di dunia burung merambah pada kenari, burung kecil yang umumnya berwarna kuning dan beberapa memiliki kombinasi dengan warna putih dan hijau. "Ya digantang ya diternak. Melihat kondisi burung kalau birahi tinggi tidak akan maksimal digantang, jadi perlu dikawinkan dengan betina supaya birahinya turun", kata Pak Ari.Â
Pak Ari menyampaikan, "Namanya juga hobi. Kalau sudah suka mau bagaimana lagi. Apapun akan saya upayakan untuk pengembangannya. Karena semakin kesini saya bukan semakin bosan tapi justru malah penasaran." Banyak pecinta burung yang gugur dalam mengembangkan hobinya. Realita pahit di tahun 2019 saat burung Love Bird mulai semakin kehilangan pesona dan harga pakan biji-bijian semakin mahal tapi justru harga burung semakin murah menjadikan Pak Ari berpikir untuk mencari kesibukan untuk pengembangan  burung jenis lain dengan tetap mempertahankan kenari untuk tetap dikembangkan.
Pada tahun 2020, selain menekuni hobinya pada kenari Yorkshire dan jenis kenari import yang lain, Pak Ari mulai melirik burung murai batu. "Awalnya, saya ditawari tetangga untuk merawat anakan murainya. Akhirnya saya membeli murai batu anakan yang kemudian saya coba besarkan sendiri. Ternyata prosesnya lumayan seru", ujar Pak Ari. Sejak saat itu, burung murai batunya semakin bertambah dan Pak Ari mulai berpikir untuk menambah jumlah sangkar.
Tidak tanggung-tanggung, Pak Ari ini sekarang memiliki 18 kandang penangkaran khusus untuk burung murai batu. Dengan satu pasang burung di setiap kandang, jumlah burung yang ditangkar saat ini berjumlah 36 ekor jantan dan betina. Ukuran dari setiap kandang adalah 200 x 90 cm dengan tinggi 250 cm. Beberapa sangkar bulat khas murai batu tergantung di beberapa lokasi berbeda dengan isian burung jantan yang akan dibawa ke kontes kicau burung. "Tidak semua burung jantan ada di rumah. "Beberapa ekor burung saya titipkan ke teman-teman untuk mengkondisikan agar tidak mengganggu proses penangkaran yang ada di rumah", ucap Pak Ari.Â
Di kamar berukuran 3 x 3 meter persegi, terdapat burung anakan yang sering disebut "trotol" di sangkar kotak berukuran 40 x 35 cm dengan tinggi sekitar 50 cm. "Saya pisahkan trotol di kamar A dan kamar B untuk anakan yang baru saya ambil dari induknya setelah diloloh selama kurang lebih lima sampai tujuh hari", cerita Pak Ari.Â
Prestasi burung tangkaran Pak Ari tidak perlu diragukan. Indukan yang digunakan adalah indukan pilihan yang pernah menjuarai lomba-lomba burung kicau. Sehingga anakannya juga memiliki "trah juara". Banyak pesan whatsapp yang masuk dari teman-teman yang membeli burung murai batu dari penangkaran Pak Ari melaporkan burung tersebut juara di kontes kicau di kota mereka. Selain itu, dalam sepekan banyak event gantang burung kicau di lokasi berbeda-beda setiap harinya di Klaten. Kesempatan ini digunakan Pak Ari untuk memperluas koneksi dengan para pecinta burung di wilayah setempat.