Mohon tunggu...
Ayub Simanjuntak
Ayub Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - The Truth Will Set You Free

Capturing Moments With Words

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Baby Boomers Batak

3 Juli 2022   22:29 Diperbarui: 3 Juli 2022   23:12 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dan sadarlah aku setelah memeriksa lebih dari lima ribu images di handphone-ku tak satupun kudapati foto aku dan bapak. Bapakku bernama Patar Hadimpuan Simanjuntak, seorang pria sederhana yang berasal dari suatu desa penghasil nanas di Sipahutar, Sumatera Utara. Beliau lahir pada tahun 1954 sembilan tahun setelah bangsa ini merdeka; masih masuk masa-masa yang sulit.

Seperti kebanyakan orang Batak pada periode akhir 1960 an, merantau adalah jalan paling tepat jika ingin mencari penghidupan yang lebih baik. Bapak sebenarnya sudah menyelesaikan SMA nya di kota Tarutung sekitar tahun 1972, namun tekadnya untuk merantau dan mencari penghidupan yang lebih baik, memaksanya untuk merantau.

Karena bapak  adalah anak ke 6 dari 12 bersaudara dan beberapa dari abang-abangnya telah lebih dahulu merantau ke Medan dan Jakarta. Ia pun akhirnya memberanikan diri merantau ke Jakarta selepas lulus SMA sekitar tahun 1972.

Beliau bercerita kepada saya kalau ia membeli tiket kapal yang bernama Tampomas. Namun entah karena tidak mengerti letak kota di Pulau Jawa atau keterbatasan bahasa Indonesianya,  kapal yang ia pikir akan membawanya ke Jakarta ternyata berlayar menuju Tanjung Perak, Surabaya.

Akhirnya dengan terbata-bata, beliau berhasil bertanya kepada salah seorang kondektur bus yang menunjukan Bus dengan rute Jakarta. Sampailah beliau disana dan mulailah ia bekerja serabutan dari satu tempat ketempat lain sambil belajar life skill yang penting untuk menyambung hidup. Setelah beberapa waktu akhirnya mantap untuk membuka bengkel motor sekitar tahun delapan puluhan.

Itulah singkatnya, kami tiga bersaudara akhirnya tumbuh besar. Bapak menyekolahkan ketiga anaknya dari SD sampai perguruan tinggi. "Filosofi orang Batak, 'Anakkon hi do hamoraon di ahu' masih dipegang kuat. Kami menyaksikan sendiri bagaimana bapak kami rela hidup sangat sederhana asalkan anak-anaknya mendapat segala yang terbaik dari makanan, pakaian, dan sekolah.


Tetapi karakter pekerja kerasnya membuatnya cenderung workaholic.Saya sendiri jarang berbicara hati ke hati dengan beliau. Sehingga lambat laun seperti ada tembok pemisah secara emosional terutama beliau dengan anak laki-lakinya yaitu saya.

Setelah saya dewasa dan banyak bergaul dengan teman-teman secara khusus dari suku Batak, pengalaman saya ternyata banyak dialami juga oleh teman-teman saya. Pola pikir orangtua yang lahir di tanah Batak dan anak-anak mereka yang lahir di tanah perantauan yang kita tahu sendiri sudah bercampur dengan pola pikir orang-orang non-Batak, mengakibatkan konflik mulai dari perselisihan karena pernikahan beda suku, pesta adat, pemilihan denominasi gereja, dan lain sebagainya.

Semakin banyaknya perbedaan pandangan antara kami dan orangtua kami terutama bapak, mengakibatkan kami jadi jarang mengobrol santai seperti layaknya keluarga. Yang sering terjadi adalah mengobrol tetapi terasa sangat formal dan kaku mirip ruang sidang.

Tetapi menjelang ulang tahun ke-40 orangtua kami, saya secara pribadi merasakan penyesalan yang besar tidak banyak berbincang dan mengambil pengalaman hidup beliau sebagai bekal hidup. Setelah  menjadi seorang ayah, saya pun menyadari ada banyak hal yang sebenarnya bisa didiskusikan antara generasi tua dengan generasi Batak yang lahir di perantauan.

Hal-hal penting yang bisa kita pelajari dari generasi Baby boomers (generasi yang lahir pada rentang 1946-1964) Batak :

1. Disiplin

  Disiplin adalah harga mati bagi kebanyakan baby boomers Batak. Sewaktu kecil, kami melihat bagaimana orangtua kami sudah bangun pukul 04:30 pagi lalu memulai semua aktifitas untuk hari itu. Mereka mengajari kami untuk mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya. 

2.  Sistem kekerabatan yang kental

Selalu mengunjungi keluarga, kerabat dan teman-teman menjadi keseharian yang kental dalam kehidupan orangtua kami. Mereka menganggap keluarga besar sebagai bagian penting dari berkat yang diberikan Tuhan. Keberhasilan secara pribadi hanya akan berarti kalau keluarga ikut menikmati. Itulah yang menjadi alasan kenapa banyak orang Batak yang ikut menampung keluarga mereka yang ingin merantau ke Jakarta. 

3.  Etos Kerja

Bekerja keras dan menghargai pekerjaan adalah keharusan. Mereka selalu bercerita bagaimana dulu susahnya mereka mendapat makan atau susahnya pergi kesekolah. Sehingga ketika mereka mendapatkannya mereka bersyukur dan sangat menghargainya. 

4. Percaya diri

Meskipun berasal dari daerah atau secara ekonomi masih dibawah rata-rata, kami melihat banyak orangtua dari generasi mereka  selalu percaya diri dan menganggap orang lain tidak lebih tinggi atau lebih rendah melainkan sederajat. mereka tidak merasa minder dengan orang lain yang jauh lebih beruntung dalam banyak hal.

5. Konservatif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata konservatif adalah (1) kolot; (2) bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku. 

Orang yang konservatif cenderung mempertahankan kebiasaan lamanya. Sifat konservatif, memiliki sisi positif seperti mereka mempertahankan adat istiadat yang baik dan menolak hal-hal baik untuk hilang. Hal-hal seperti menghormati leluhur, sopan santun, bahasa daerah,Dalian Na Tolu menjadi benteng yang kokoh untuk bisa dipelajari dan dikembangkan generasi yang akan datang.

Dan kiranya apa yang baik dari orang tua kami bisa kami ambil dan ajarkan kepada anak-anak kami, dan apa yang kurang baik bisa kita berikan solusi agar mendapat cara yang lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun