Dalam dunia kuliner, rasa memang penting. Tapi tanpa strategi pemasaran yang kuat, makanan seenak apa pun bisa kalah bersaing. Di sinilah konsep marketing mix 7P hadir sebagai panduan penting bagi pelaku usaha terutama dalam menjangkau segmen pasar yang beragam, mulai dari keluarga hingga mahasiswa.
Menurut Kotler dan Keller (2022), manajemen pemasaran adalah proses strategis yang menggabungkan seni dan ilmu untuk menjangkau serta mempertahankan pelanggan, dengan memberikan nilai lebih kepada mereka. Salah satu pendekatannya adalah melalui bauran pemasaran 7P: product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence.
Produk (Product)
Produk bukan hanya soal rasa. Menurut Tjiptono (2015), produk dalam bauran pemasaran mencakup keseluruhan penawaran baik barang maupun jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam usaha kuliner, ini berarti bukan hanya makanan, tapi juga variasi menu, cara penyajian, hingga nilai emosional di baliknya.
Harga (Price)
Harga menjadi pertimbangan penting dalam keputusan pembelian. Kotler (dalam Sunyoto, 2019) menyebut harga sebagai sejumlah uang yang harus dibayarkan untuk memperoleh manfaat dari suatu produk. Untuk usaha yang menarget segmen mahasiswa, strategi harga terjangkau menjadi kunci.
Tempat (Place)
Lokasi yang strategis dan aksesibel sangat mendukung keberhasilan usaha. Tapi lebih dari itu, menurut Gaspersz (dalam Asmin et al., 2021), strategi distribusi juga mencakup bagaimana konsumen bisa dengan mudah mendapatkan produk baik melalui tempat fisik maupun platform daring.
Promosi (Promotion)
Dias Pratami Putri (2024) menjelaskan bahwa promosi adalah upaya untuk menyampaikan informasi dan membujuk konsumen agar tertarik terhadap produk. Media sosial, program loyalitas, hingga kolaborasi dengan influencer lokal kini menjadi bagian penting dari strategi promosi kekinian.
Orang (People)
Sumber daya manusia adalah wajah dari layanan. Asmin et al. (2021) menyebut bahwa interaksi langsung antara pelanggan dan staf sangat menentukan pengalaman konsumen. Pelayanan yang ramah dan responsif bisa menjadi alasan pelanggan kembali, bahkan lebih dari sekadar rasa makanannya.
Proses (Process)
Menurut Wijaya et al. (2023), proses pelayanan yang efisien dan standar berperan penting dalam kepuasan pelanggan. Misalnya, kecepatan dalam menyajikan makanan, sistem pemesanan yang jelas, atau kemudahan dalam pembayaran.
Bukti Fisik (Physical Evidence)
Syarifuddin et al. (2022) menyatakan bahwa dalam usaha jasa seperti restoran, bukti fisik menjadi penanda kualitas layanan. Mulai dari desain interior, kebersihan, kemasan makanan, sampai tampilan media sosial semuanya membentuk persepsi konsumen terhadap merek.
Dengan penerapan 7P yang tepat, usaha kuliner bisa menjangkau lebih dari satu segmen pasar. Baik itu pelanggan yang datang untuk makan bersama keluarga, anak muda yang butuh tempat nongkrong estetik, maupun mahasiswa yang mencari tempat nyaman dengan harga terjangkau semuanya bisa dilayani dengan pendekatan pemasaran yang sesuai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI