Mohon tunggu...
Ayu Saptarika
Ayu Saptarika Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Novelis '3 ON 3', BusDev, Traveller, Instagram: @ayuliqui

For writing inquiries DM my Instagram @ayuliqui. Book sell at Kinokuniya Grand Indonesia. E-book '3 ON 3' at Lontara Apps.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ziarah Semarang-Salatiga, Momen Hening Sekaligus Relaksasi

4 Juni 2023   16:30 Diperbarui: 23 Juni 2023   09:42 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertapaan Gedono, Salatiga. (Sumber: Dokumentasi Penulis.)

Bulan Mei adalah bulan yang spesial bagi umat Katolik karena bulan tersebut merupakan bulan Maria. Di negara empat musim, Mei identik dengan musim bunga mekar yang berarti awal kehidupan baru, seperti halnya Sang Bunda yang disebut Bunda dari semua yang hidup - 'Mother of all the living'.

Mengapa Mei disebut bulan Maria? 

Sejarah menuliskan pada tahun 1809 Paus Pius VII ditangkap oleh para serdadu Napoleon dan dipenjara. Di dalam penjara, Paus memohon dukungan doa dari Bunda Maria, agar dibebaskan. 

Paus berjanji bahwa ia akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati Bunda Maria jika ia bebas. Lima tahun kemudian, tanggal 24 Mei 1814 Bapa Paus dibebaskan dan kembali ke Roma. Tahun berikutnya ia mengumumkan hari perayaan Bunda Maria. Tradisi ini terus dilanjutkan oleh gereja hingga sekarang. 

Novel karya Paolo Coelho yang berjudul Ziarah (The Pilgrimage, 1987) sangat menginspirasi saya dalam melakukan perjalanan ziarah lebih khusyuk. Dulunya saya hanya ikutan saja berziarah melalui kegiatan sekolah atau bersama lingkungan. 


Lama-kelamaan ada kerinduan melakukannya untuk memupuk iman dan kasih. Selain itu, bagi saya pribadi berziarah turut menguatkan mental serta keyakinan dari beragam terpaan drama duniawi. 

Di dalam negeri banyak tempat ziarah Katolik yang menarik. Mei 2023 saya isi dengan berziarah ke gua-gua Maria di Jawa Tengah, tepatnya Semarang-Salatiga. Selain memberi penghormatan kepada Sang Bunda, saya turut bersyukur dan mohon doa restu dari Sang Bunda agar kehidupan pribadi dapat berjalan baik.

Kebetulan, di bulan Mei 2023 ini saya berkesempatan mengunjungi beberapa gua Maria dan tempat ziarah di Semarang, Salatiga. Lokasinya agak jauh dari pusat kota tapi sangat asri dengan udara sejuk. Tempatnya pun dapat untuk relaksasi menenangkan diri.

Berikut ini lokasi-lokasi ziarah yang saya kunjungi. Semoga menjadi referensi yang bermanfaat!

1. Gua Maria Rosa Mystica

Gua ini terletak di kecamatan Tuntang, kabupaten Semarang. Kurang lebih satu hingga satu setengah jam berkendara dari kota Semarang. Sejarah tempat ini mengatakan bahwa pernah ada penampakan Sang Bunda dengan membawa tiga mawar berwarna merah, kuning keemasan, dan putih. Oleh sebab itu disebut Maria Rosa Mystica.

Selain mohon doa restu dan berdevosi pada Bunda Maria, tempat ini juga memiliki kisah unik tentang mata air yang berada di sekitar gua. Konon zaman dahulu seorang Pangeran dari Surakarta sedang berkuda ingin menghadap Raja Pandanaran di Semarang. Tak diduga kudanya terperosok dan ia wafat sebelum sampai tujuan.

Para pengiring Pangeran didatangi oleh dua orang kakek nenek Mangunsari yang meminta mereka mengambil air dekat jurang dan membasuhkan ke wajah pangeran. Tak disangka, Sang Pangeran hidup kembali. Luar biasa cerita ini.

Sendang Banyu Urip (Air Hidup), Salatiga. (Sumber: Dokumentasi Penulis.)
Sendang Banyu Urip (Air Hidup), Salatiga. (Sumber: Dokumentasi Penulis.)

Bagi saya bukan tentang kisah ajaibnya. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengimani bahwa kuasa Allah sungguh maha besar mampu menyentuh manusia lewat beragam media. Salah satunya melalui air yang akhirnya di tempat ini disebut Sendang Banyu Urip (Air Hidup).

Siapkan diri berjalan kaki jauh karena area ziarahnya luas dan untuk menuju area sendang perlu melewati jalan-jalan kecil rumah penduduk. Silahkan berkunjung bagi yang sedang sakit atau Anda ingin berdoa untuk kesembuhan bagi diri sendiri/kerabat. Air sendang dapat diambil secukupnya untuk dibawa pulang.

Apabila Anda lupa membawa tempat air, warga sekitar ada yang menjual tempat-tempat air dengan ukuran sesuai kebutuhan. Anda dapat membeli wadah air tersebut sekaligus beramal.

2. Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono

Momen hening meditasi adalah salah satu cara 'detoks' jiwa dan pikiran dari hiruk-pikuk kota. Kerinduan akan keheningan bisa Anda dapatkan dengan berkunjung atau singgah retret di Rumah Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono di desa Jetak, Getasan, Semarang. 

Pertapaan ini merupakan cabang dari biara induk Pertapaan Santa Maria Rawaseneng, Temanggung.

Jangan heran ketika datang kesannya sepi seperti tidak ada orang. Padahal, ada banyak biarawan dan biarawati pertapa/rubiah ordo Trapis (O.C.S.O) tinggal di sini. Para biarawan dan biarawati mengisi waktu dengan bertapa, berdoa berdoa tujuh kali dalam sehari. 

Arsitektur unik karya Rm. Y.B. Mangunwijaya di Pertapaan Gedono, Salatiga.(Sumber: Dokumentasi Penulis.)
Arsitektur unik karya Rm. Y.B. Mangunwijaya di Pertapaan Gedono, Salatiga.(Sumber: Dokumentasi Penulis.)

Apa yang unik di sini? 

Pertama, arsitektur bangunan! Penggemar bangunan artistik akan kagum dengan komplek pertapaan yang dibuat tahun 1987 oleh alm. Romo Y.B. Mangunwijaya yang juga seorang arsitek. 

Tahun 1993 tempat ini mendapat penghargaan IAI Nasional dari Ikatan Arsitek Indonesia. Gerejanya memiliki interior unik dengan patung Bunda Maria nuansa Jawa yang berkebaya dan memakai konde.

Teringat dulu saat masih kecil di sekolah dasar saya pernah mendengar nama Romo Mangun. Saya pernah mendengar jika beliau seorang Romo yang banyak membantu warga Kedung Ombo. 

Romo Mangun wafat tahun 1999. Tak disangka, saya yang berdomisili Jakarta bisa diberi kesempatan menempuh perjalanan jauh untuk berkunjung ke Pertapaan Gedono yang merupakan salah satu warisan karya beliau. Ya, tempat ini sungguh indah. Anda bisa merasakan damainya bersinergi dengan alam sekitar.

Interior Gereja Pertapaan Gedono yang istimewa. (Sumber: Dokumentasi Penulis.)
Interior Gereja Pertapaan Gedono yang istimewa. (Sumber: Dokumentasi Penulis.)

Pertapaan ini mengingatkan saya pada hobitton dengan pintu jendela berbentuk setengah lingkaran yang unik. Romo Mangun dikenal sebagai arsitek yang senang menggunakan bahan alam. 

Maka tak heran jika temboknya menggunakan batu alam berwarna hitam abu-abu lantas dipadu dengan warna cokelat kayu pada pintu, jendela, kursi, atap dan lantai.

Detail tembok batu dan interpretasi patung Bunda Maria ala Jawa. (Sumber: Dokumentasi Penulis.)
Detail tembok batu dan interpretasi patung Bunda Maria ala Jawa. (Sumber: Dokumentasi Penulis.)

Komplek pertapaan turut memiliki kebun sayur, peternakan sapi dengan memberdayakan warga sekitar sebagai pekerja. Selain hasil bumi digunakan untuk internal, para rubiah juga memproduksi untuk dijual sebagai penghasilan Pertapaan. 

Produk yang dijual seperti kue khas gedono, susu sapi, aneka kue kering, hingga yogurt kefir, kerajinan pembatas buku, dan lainnya. Luar biasa kemandiriannya untuk berdoa dan berkarya!

 3. Gua Maria Pereng

Lokasi Gua Maria Pereng berada di Kecamatan Getasan, tidak jauh dari Pertapaan Gedono. Jika dari kota Salatiga sekitar 10 km, sebelah utara lereng Gunung Merbabu. Tempat ini sejuk dan punya taman jalan salib yang luas. Masuk menuju taman jalan salib bisa melalui pintu utama atau jalan potong di dekat parkiran mobil/bis.

Saya beruntung bertemu tukang kebun yang mengarahkan berjalan melalui jalan potong ke taman sehingga lebih dekat dan plus bonus melihat kebun lemon. 

Di sekitar jalan potong lahannya luas, subur, dan ditanami pohon lemon. Buahnya besar-besar tidak kalah dengan Lemon luar negeri. Lemon yang siap panen akan berwarna kekuningan.

Kebun Lemon di sekitar Gua Maria Pereng. (Sumber: Dokumentasi Penulis.)
Kebun Lemon di sekitar Gua Maria Pereng. (Sumber: Dokumentasi Penulis.)

Yang unik lagi di tempat ini adalah, patung Bunda Maria dengan jubah dan rambut berwarna keemasan, serta di bagian kepalanya berhias lingkaran 12 bintang. Jarang-jarang ada interpretasi Sang Bunda dengan warna keemasan seperti ini, biasanya jubahnya bernuansa biru putih.

Gua Maria Pereng, Salatiga.(Sumber: Dokumentasi Penulis.)
Gua Maria Pereng, Salatiga.(Sumber: Dokumentasi Penulis.)

Lalu, banyak teman-teman yang bertanya apakah tempat ziarah seperti ini hanya untuk umat Katolik saja? Jawabannya tidak. Siapapun boleh berkunjung yang penting mematuhi peraturan tempat ziarah untuk tidak gaduh, menghormati orang berdoa, dan menjaga kebersihan lokasi.

Terakhir, apakah berziarah harus di bulan Mei? Tentu tidak! Kebetulan saja di Bulan Mei adalah Bulan Maria. Yang Maha Esa selalu menerima doa tulus Anda kapanpun dan dimanapun. Yang terpenting adalah iman dan hati yang percaya pada Ilahi harus senantiasa dipupuk dalam diri setiap waktu.

Selamat berkeliling dan berziarah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun