Apa yang Anda pikirkan saat melihat orang di sekitar Anda sedang marah?
Saya sendiri lebih mengartikan kemarahan sebagai sesuatu yang dekat kepada sikap destruktif. Karena itu saya pasti merasa deg-degan dan tidak nyaman. Tetapi, jika Anda lebih memilih pergi dari tempat kejadian, itu artinya Anda ingin menjaga keadaan emosional Anda agar tetap stabil.
Marah dapat menyampaikan informasiÂ
Sebenarnya, sikap marah dapat menjadi jembatan yang menghubungkan seseorang dengan pihak lain. Sekaligus, marah juga dapat memberikan informasi tertentu, misalnya: perasaan kecewa, tidak adil, maupun pelanggaran hak, yang tentunya ditunjukkan secara serius.
Bayangkan, jika seorang anak menjadi korban perundungan dan orang tuanya tidak merasa marah, atau tidak merasa keberatan, tentu keselamatan jiwa anak tersebut menjadi terancam.
Dalam situasi semacam ini, sikap marah terbentuk dari reaksi alami otak (fight) untuk melindungi batasan diri dari ancaman yang merugikan. Sayangnya, di beberapa situasi kemarahan terkadang menjadi tidak efektif dan justru terlihat sangat kekanak-kanakan.Â
Konsep 5W+1HÂ
Jika Anda termasuk orang yang mudah marah, apalagi meledak-ledak , memahami konsep 5W+1H berikut ini dapat membantu menemukan akar permasalahannya dan melihat solusi apa yang paling sesuai.
1. What, apa sajakah yang menyebabkan seseorang marah?
- Adanya tombol emosi, misalnya perasaan disakiti, dipojokkan, diremehkanÂ
- Mudah mendapatkan trigger, misalnya merasa tidak dihargaiÂ
- Komunikasi yang tidak efektifÂ
- Ada kesalahan dari orang lain, atau ketidakadilanÂ
- Ekspektasi yang tidak tercapaiÂ
- Kondisi lapar, lelah, mengantukÂ
2. Why, mengapa seseorang marah?
Apakah karena kebutuhan mengontrol orang lain, merasa tidak dimengerti,  privasinya terganggu, frustrasi, stres, insecure, ataukah pengalaman tertentu di masa laluÂ
3. Who, kepada siapa kemarahan itu ditujukan?
Apakah kepada bawahan di kantor, orang terdekat, atau orang lain di jalan?