Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Menciptakan Generasi Smart, Buatlah Mereka Mencintai Buku

24 Januari 2023   17:43 Diperbarui: 25 Januari 2023   09:19 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca buku di perpustakaan | foto: dokpri

Anda sedang memegang smartphone saat membaca ini? Bagaimana dengan anak-anak di kamarnya, apakah juga sama?

Bulan November lalu, saya mendapat kiriman buku dari Supermom yang juga Kompasianer, Mbak Agustina Purwantini, yang isinya sangat menggugah nurani saya sebagai seorang ibu.

Buku penuh inspirasi | foto: dokpri
Buku penuh inspirasi | foto: dokpri

Buku ini ditulis oleh beliau bersama empat ibu hebat lainnya yaitu: Dwi Rahmawati, Dyah W.S., Kayla Mubara, dan Nenny Makmun. 

Seperti yang kita ketahui, dunia telah amat diwarnai oleh kemajuan teknologi digital melalui telepon pintar dan laptop. Banyak kebaikan dan manfaat yang diperoleh. Namun bagi anak-anak kehadiran orang tua untuk mendampingi dan mengontrol amatlah diperlukan.

Inilah antara lain pesan yang disampaikan dalam buku tersebut. Orang tua dapat melakukan upaya untuk mengurangi kecanduan dan dampak lainnya pada anak. Salah satunya dengan membuat mereka mencintai buku.

Apa itu generasi smart?

Smart yang diterjemahkan dari kamus bahasa Inggris-bahasa Indonesia artinya: cerdas, pintar, ringan tangan, ulung, kocak, tampan, agak besar, licik, cepat, keras, bijak, dan encer. 

Secara gamblang Anda dapat pula mengartikan sebagai generasi unggul, berpotensi, mampu bersaing, dan menjadi pesaing.

Bagaimanakah cirinya?

- Gemar belajar dan mencari ilmu
- Aktif mengembangkan diri
- Mampu menemukan solusi
- Berani menunjukkan kemampuan
- Sigap menaklukkan rintangan
- Pantang menyerah
- Dapat memimpin kelompok
- Selalu berpikiran ke depan

Mengapa saya harus tergugah?

Pertanyaan ini mendasari ajakan kepada anak kami pada masa liburan sekolah yang lalu. Ia menyambut senang karena terakhir mengajaknya saat masih kecil.

Setelah membaca buku tersebut saya bertanya dalam hati, mengapa saya membiarkan anak-anak kami tenggelam dalam aplikasi handphone-nya? Kapan terakhir kali saya menghadiahi buku-buku untuk mereka baca? Bagaimana kalau mereka semakin berjarak dengan buku-buku?

Bukankah buku adalah gudang ilmu. Dan semasa sekolah saya sangat menikmati menit-menit duduk di perpustakaan menghabiskan banyak buku bacaan? Dan menjadi tidak adil jika saya tidak membantunya untuk dekat dan mencintai buku-buku, bukan?

Perpustakaan yang disukai anak

Cukup jauh untuk sampai ke Perpustakaan Daerah. Sekitar 9,6 km atau 23 menit dengan kendaraan roda dua, menembus jalan-jalan yang ramai.

Sebenarnya di kota Samarinda ada dua perpustakaan yang bisa dikunjungi. Perpustakaan Umum yang terletak di Jl. Kesuma bangsa, dan Perpustakaan Daerah Jl. Ir. H. Juanda, dekat fly over.

Sesampainya di sana, kami naik ke lantai tiga, dan mengisi buku tamu yang tersedia. Tampak selama tiga hari sebelumnya sama sekali belum ada catatan kehadiran pengunjung. 

Rupanya mereka lebih menyukai ruang di lantai dua yang memang terlihat penuh. Tidak heran jika ruangan begitu sepi, jendela tidak dibuka, dan tidak semua lampu penerangan dinyalakan.

Kami tetap antusias menemukan buku-buku yang menarik. Anak kami memilih beberapa komik dan buku lainnya. Saya sendiri membawa novel terjemahan, serta novel karya Marga.T.

Marga. T adalah pengarang asal Batak yang populer tahun | foto: dokpri
Marga. T adalah pengarang asal Batak yang populer tahun | foto: dokpri

Kami juga mengunjungi ruang baca anak yang terletak di lantai dasar. 

Berlatih membaca surah pendek | foto: dokpri
Berlatih membaca surah pendek | foto: dokpri

Terlihat di sebelah kiri, seorang anak berkerudung pink, sedang belajar mengaji pada seorang Ustazdah. Sementara di sebelah kanan, beberapa lainnya duduk-duduk sambil memainkan handphone-nya.

Di ruang baca perpustakaan, anak-anak tetap memegang handphone | foto: dokpri
Di ruang baca perpustakaan, anak-anak tetap memegang handphone | foto: dokpri

Buku puzzle dapat menstimulasi otak balita | foto dokpri
Buku puzzle dapat menstimulasi otak balita | foto dokpri

Melatih anak untuk mencintai buku

Membuat Pojok Baca di rumah|foto: dokpri
Membuat Pojok Baca di rumah|foto: dokpri
Mencintai buku, berarti anak-anak mempunyai budaya membaca setiap hari. Ia tidak mengeluh saat disodorkan kepadanya buku-buku jenis apapun. Bahkan berinisiatif menata buku-buku di rumah dan menamainya "Pojok Baca" seperti yang ada di sekolahnya.

Lalu apa yang dapat dilakukan orang tua untuk mendorong anak-anak lebih mencintai buku ketimbang handphone?

Mengajak

Orang tua dapat memulai dengan cara mengajak, baik mengajak ke perpustakaan, toko buku, ataupun pameran buku yang sedang berlangsung. 

Meluangkan waktu untuk mengajak anak membaca bersama walau hanya tiga puluh menit setiap hari. Ketika anak menemukan informasi yang tidak dipahami, ia akan mudah mendapatkan penjelasan dari orang tuanya.

Menghadiahi

Mungkin sudah tidak zaman menghadiahi anak dengan buku-buku, apalagi jika anak Anda termasuk generasi Alpha yang lahir tahun 2010 ke atas.

Orang tua akan lebih merasa "sesuai" jika yang diberikan adalah perangkat elektronik terbaru bahkan kendaraan.

Ini akan menggeser budaya mencintai buku menjadi sesuatu yang berbau teknologi. Bayangkan saja, bagaimana dampaknya ke depan.

Sarankan

Cara sederhana lainnya, ketika anak Anda bertanya hadiah apa yang akan diberikan kepada temannya yang sedang berulang tahun, maka sarankan untuk memberi buku. 

Jenis buku bisa disesuaikan dengan minat atau hobi yang bersangkutan. Saat ini buku-buku sudah didesain secara menarik. Mulai dari jenis kertas, sampul, dan lain-lain.

Akhir kata

Sekalipun kita tahu setiap anak mempunyai keunikannya sendiri-sendiri, setiap orang tua berusaha membawa mereka pada tujuan yang sama. Setiap orang tua akan merasa bangga jika anaknya mampu berprestasi dan berguna bagi bangsanya.

Ketika menerima buku ini, saya disadarkan tentang bagaimana menjadi ibu yang ideal bagi anak-anak. Melek literasi, paham internet, dan senantiasa waspada akan perkembangan anak-anak.

Semoga kunjungan ke perpustakaan dapat kami lakukan kembali pada waktu yang tidak lama lagi.

Bagaimana dengan Anda?

***

[Ucapan terima kasih kepada Mbak Pur. Buku kirimannya sangat menginspirasi]

Salam saya,

Ayra Amirah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun