Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaafkan Bawahan, Harus pula Memaafkan Tuan Rumah

26 Juli 2022   09:20 Diperbarui: 26 Juli 2022   09:24 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebajikan membutuhkan keikhlasan, sepeeti tanaman membutuhkan hujan|foto ilustrasi: shutterstock

Waktu berjalan hampir setahun lamanya. Selama itu pula pelaku pencurian yang sedang dihimpit ekonomi, belum dapat mengganti jumlah rupiah yang diberikan suami. Sampai akhirnya tuan rumah mendengar dari orang lain dan menjadi berang.

Awalnya, tuan rumah menelepon untuk memberitahu kedatangannya ke lokasi karena pembangunan tahap kedua akan segera dilakukan oleh pihak lain. Suami setuju untuk bertemu di hari kamis.

Baru memasuki hari selasa, tuan rumah menelepon lagi pada saat suami belum pulang dari bekerja. Kepada saya dia menerangkan beberapa jam lagi akan tiba di lokasi dan meminta peralatan seperti: terpal, selang air, kabel listrik dan mesin air disiapkan segera.

Saya pun menghubungi suami untuk memberitahu. Tentu saja suami merasa tidak senang karena Pak Ibrahim melanggar kesepakatan mereka dan melibatkan saya dalam urusan ini.

Saya katakan kepada suami bahwa saya sudah sampaikan penolakan. Saya keberatan untuk mengantarkan barang-barang tersebut karena cuaca sedang hujan deras dan sedang bersiap makan bersama anak-anak di rumah.

Sore itu, Pak Ibrahim menelepon untuk kedua kalinya dan berusaha mendesak agar saya menceritakan kasus pencurian mesin air yang dia dengar.

Awalnya, saya katakan bahwa kejadian itu memang benar. Tujuan suami tidak melapor pada tuan rumah, karena suami mengambil alih tanggung jawab untuk mengganti dengan jenis dan merk yang sama seperti pembelian sebelumnya yang juga dipercayakan kepada suami.

Tuan rumah merasa tidak senang dan terus bertanya, kenapa hal ini dirahasiakan darinya?

Saya pun kehilangan kontrol. Nada suara saya seketika meninggi. 

Sebab sebelumnya saya sudah mengatakan bahwa suami menyanggupi besok pagi akan mengantarlan barang tersebut, sekarang suami sedang bekerja.

Saya juga mengatakan saat ini sedang hujan deras dan anak-anak sedang menunggu untuk makan bersama.

Tidak semua orang bisa memperkecil masalah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun