Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Menikah dan Punya Anak Adalah Ibadah?

28 Agustus 2021   20:42 Diperbarui: 29 Agustus 2021   06:08 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengapa menikah dan punya anak adalah ibadah? (foto: batam.sonora.id)

Gaya hidup child free yang akhir-akhir ini ramai terdengar, sangat membuat saya heran. Ketika tak terhitung banyaknya pasangan yang mendamba kehadiran buah hati, surga mata, semangat hidup, dan pewaris nama besar; ada pula pasangan yang berkomitmen tak ingin mempunyai anak dalam pernikahannya!

Jika ditanya, apakah hal tersebut merupakan keputusan yang keliru, atau justru keputusan yang tepat? Saya tegas memilih jawaban pertama: keliru!

Tujuan mengurangi ledakan jumlah penduduk

Siapa yang tahu tentang akhir dunia ini? Apakah kita mengira, pada hitungan dua ribu tahun saja, planet bumi ini akan penuh sesak, sehingga kita perlu berupaya mengatasinya?

Tampaknya, populasi manusia kian bertambah saja dari waktu ke waktu. Namun, saya tak mungkin menghindari sunnah nabi untuk menikah, hanya karena memikirkan masalah ini. Jelas saya takut digolongkan bukan dari umat nabi Muhammad saw. 

Kedua, jangan lupa jika Allah swt berkehendak untuk mengosongkan sebuah daratan, cukup dengan kun fayakun. Secara dahsyat Allah swt akan menenggelamkan, seperti yang pernah terjadi atas negeri-negeri yang sombong pada masa sebelum Islam.

Tidak realistis bagi orang yang beriman, mengatasi sebuah masalah, dengan melanggar ketentuan Rabb yang menciptakan kehidupan. 

Jika diibaratkan, seperti mencuci pakaian dengan air yang kotor. Tentu tidak akan sampai kepada tujuan.

Surah An Nahl ayat 72 menjawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun