Alhamdulillah, bulan penuh hikmah telah tiba. Bulan ramadhan yang dinanti-nanti umat Islam di seluruh dunia. Bulan penuh rahmat dan ampunan dari Allah swt.
Bulan ramadhan, utamakan keselamatan
Di masa kecil, nuansa ramadhan di kampung saya diramaikan oleh suara dentum meriam bambu (di kampung saya disebut Laduman). Perlahan permainan tradisional ini bergeser menjadi petasan dan kembang api.
Bermain meriam bambu dan petasan, meski menawarkan keseruan, sebenarnya termasuk berisiko keselamatan.
Meski nuansa khas bulan ramadhan menjadi berbeda tanpa suara meriam bambu, petasan dan kembang api tersebut, saya setuju permainan ini kita hindari. Keselamatan adalah modal untuk bekerja dan beribadah.
Belajar dari tahun lalu, mesjid-mesjid terbilang sepi dari aktifitas sholat tarawih. Hal ini berkaitan dengan ketentuan menjaga jarak serta larangan berkerumun. Ramadhan saat pandemi, suka atau tidak, telah menjadi bagian perjalanan kita.
Pandemi  covid 19 memang masih mewarnai negeri tercinta, sama seperti negara-negara lainnya. Untuk itulah kewaspadaan harus lebih ditingkatkan.Â
Termasuk kegiatan buka puasa bersama sahabat maupun keluarga (bukber), masih harus kita hindari. Larangan berkumpul dan harus menjaga jarak, harus tetap kita indahkan. Lebih-lebih anak-anak remaja kita yang sulit menahan diri, orang tua perlu mengarahkan hal ini.
Pengalaman ramadhan tahun lalu
Ada satu pengalaman berkesan yang masih saya ingat, terjadi di bulan ramadhan tahun lalu. Saat itu saya dan ketiga anak kami, harus ikhlas berjauhan dari Abah (sebutan seperti bapak).Â