Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sibling Rivalry Dianggap Biasa, namun Fatal Akibatnya

9 April 2021   08:03 Diperbarui: 10 April 2021   20:45 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pertengakran adik dan kakak. (sumber: kiankhoon via kompas.com)

Sebenarnya tidak demikian. Hanya saja, pertikaian atau permusuhan ini, lebih mengarah pada konflik serta permusuhan. Kedua pihak tentunya tidak perlu berebut perhatian seseorang yang memang tidak ada.

Pertanyaannya, mengapa anak-anak yang bersaudara membutuhkan persaingan serta perhatian khusus dari orang tuanya?

Beberapa hal yang membentuk pola pikir mereka adalah:

- perasaan dimanja itu menyenangkan. Maka mereka berlomba-lomba mencari perhatian
- lebih dekat pada orang tua akan mempermudah mendapatkan apa yang diinginkan
- populer di mata orang tua, akan mendatangkan banyak pujian
- buruk di mata orang tua, akan dibenci dan selalu dimarahi

Ini artinya, peran orang tua dalam pola asuh yang sehat, akan menjauhkan anak dari rasa bersaing dan cemburu. Anak tak perlu mendominasi untuk bisa mendapatkan keistimewaan demi keistimewaan. Sebaliknya, pola asuh yang keliru, akan menjerumuskan anak-anak dengan sendirinya.

Kita dapat membantu anak-anak menjadi pribadi yang penyayang satu sama lain, dengan memperlakukan mereka secara sama. Tidak ada yang dijadikan anak kesayangan atau anak emas.

Berbagai keadaan yang melekat pada diri anak, bukan untuk mendorong perlakuan timpang maupun pilih kasih di antara mereka. Tetapi sebagai kekayaan batin bagaimana orang tua tetap bersyukur kepada yang Mahamemberi.

Mencegah sibling rivalry sejak dini, dengan tidak memandang "biasa" persaingan dan pertengkaran di masa kanak-kanak, diharapkan dapat menghindarkan akibat yang tidak diinginkan nantinya. 

Mulailah dengan membantu menyelesaikan setiap "gesekan" di antara anak-anak dengan lemah-lembut dan proporsional. 

Dr. Sigmund Norr mengatakan, orang tua lebih cenderung menginginkan anaknya tidak bertengkar. Tetapi yang mendasar adalah bagaimana mengajarkan keterampilan menghentikan persaingan di antara anak-anak (sumber).

Inilah inti sari dari menjadi orang tua. Berkejaran dengan anak-anak yang juga sedang belajar. Lebih bersemangat untuk mencetak generasi yang cinta damai dan bijaksana. Jauh dari rasa iri serta persaingan yang tidak berguna. Semoga kita dimudahkan.

Salam hangat,
Ayra Amirah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun