IA tidak pernah kenal kata menyerah. Berdiri di depan pintu. Dalam senyum yang terus terpentang. Kegagahan yang membanggakan. Ia sangat pengin masuk.Â
Bolak-balik mencoba masuk, namun tidak pernah bisa. Ia terus saja berusaha. Terus saja memperlihatkan keinginannya untuk masuk. Ia tidak menerjang. Ia hanya berharap diberi kesempatan. Ia ingin diketahui hanya ingin masuk. Hanya ingin masuk. Hanya itu. Namun, kesempatan itu tidak datang juga.
Setelah sekian lama, ia kemudian memutuskan untuk pergi. Dengan janji akan kembali lagi. Ia siap memperlihatkan kegigihannya. Yang entah mengapa baginya patut ditunjukkan di situ.