Siapa yang tak mengenal istilah Makam Balung jika tinggal di Cilegon? Mengapa namanya bisa Makam Balung? Pada mulanya, ada sebuah pabrik baja dan besi bernama Krakatau Steel yang membutuhkan perluasan dan pengembangan lahan pabrik. Lalu, untuk perluasan lahan pabrik industri baja Krakatau Steel tersebut, daerah yang dekat dengan pabrik tersebut terpaksa harus dipindahkan, diantaranya terdapat lima kampung. yaitu kampung Lembang, kampung Citangkil, kampung Krenceng, kampung Bebulak, dan kampung Ciore, termasuk tempat pemakaman umum di dalamnya. Kemudian, daerah yang masih kosong seperti Tegalcabe digunakan sebagai tempat pemakaman umum yang dipindahkan dari lima kampung sebelumnya.
Kuburan yang dipindahkan tersebut sebetulnya sudah berumur puluhan tahun lalu, itulah mengapa di pemakaman tersebut ada yang sudah jadi tanah, ada yang masih setengah, masih utuh, dan tinggal tulang-belulang saja. Karena kebanyakan yang akan dipindahkan ke pemakaman baru di Tegalcabe itu berupa tulang-belulang, dimana orang Cilegon meyebut tulang belulang itu sebagai Balung atau Bebalung, maka nama pemakaman baru tersebut ialah Makam Balung, yang dikukuhkan oleh Pabrik KS sejak tahun 1975 hingga sekarang.
Lima kampung yang sebelumnya dipindahkan oleh pabrik KS, diantaranya kampung Lembang Raya, kampung Bebulak, sebagian Krenceng. Kedung Kemiri, dipindahkan ke kawasan desa Citangkil. Adapun kuburan Makam Balung tersebut bisa digunakan untuk warga Krakatau Steel dan warga lima kampung yang dipindahkan tersebut. Jadi, ada dua wilayah kuburan yang bisa digunakan bersama-sama. Jadi, sudah tahu kan mengapa nama pemakaman umum tersebut adalah makam balung?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI