Mohon tunggu...
Fadhilatul Hasanah IX D
Fadhilatul Hasanah IX D Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar di MTsN Padang Panjang

Nama lengkap : Fadhilatul Hasanah Panggilan : Fadhila

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Maaf" Kata Sederhana Membawa Banyak Makna

23 Desember 2022   22:43 Diperbarui: 23 Desember 2022   23:41 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pada Saptu itu jam di kelas mulai menertawakan ku. Ia tertawa dikarenakan aku yang terlarut rasa bosan pada jam istirahat. Kedatangan temanku dari kelas sebelah membawa sensasi lain yang membuatku senang. 

Ia membisikkan beberapa hal yang pasti hanya aku dan dia yang tau. Disaat itu tepat setelah sehari aku bertengkar dengan teman sekelasku. Tidak tau kesalahan ku dimana, ku hanya mengikuti arahan hatiku yang mungkin salah dimatanya. 

Pertengkaran itu telah berakhir dengan keputus asaan untuk membela diri yang telah habis. Berakhirnya ini belum ada kata maaf yang terucap diantara kami. Ia duduk tepat didekatku. 

Ketika temanku membisikan beberapa hal aku melihat dia menatap kearah ku dengan raut wajah yang malas kulihat. Saat itu tak sengaja keluar dari mulut harimauku kata kata "apa?" dengan nada sedikit tegas. Nada yang diucapkan seperti seseorang yang sedang tersinggung. 

Perkataan ku tidak di jawab olehnya. Ia hanya menghadap lagi kedepan dan mulai berbisik kepada temannya. Aku sudah terbiasa mendengar dia mengghibahkan ku.

Dia yang duduk tepat didekatku membuatku bisa mendengar yang dia bicarakan. Tepat seperti kata hatiku tentu saja dia sedang membicarakan ku. Bukan hal yang baik ia mengatakan hal yang membuat harga diriku jelek. 

Hal itu seharusnya menjadi hal biasa bagiku. Disaat itu posisiku yang lelah melawan tak bisa ku bendung lagi. Disaat itu meja menjadi korban atas amukan ku yang telah muak dengan yang dilakukannya. 

Aku mulai memukul meja dan berbicara kasar kepadanya. Saat itu ku mendengar dia berbisik seperti apakah salah menghadap kebelakang? . Dia juga membahas jikalau hal yang dibisikkan temanku adalah memburuk-burukannya.

Aku yang telah muak membela diri dikarenakan aku tak menyalahkannya, aku cuma berkata "apa?" tapi dengan mudahnya ia tersinggung. Saat itu matanya memutar yang membuatku semakin muak dan hampir melempar buku pelajaran TIK kepadanya. 

Diberuntungkannya dia karena temanku menahanku agar tidak terjadi keributan dikelas. Dia tak ingin kami menjadi pusa perhatian. Ia juga tidak mau orang-orang memandang buruk diriku.

Dengan kehadiran temanku membuatku tenang dan melupakan yang baru saja terjadi. Saat di sekolah terpikirkan olehku yang terjadi biarlah terjadi . Tetapi hal itu berbeda ketika aku sudah mencapai rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun