Mohon tunggu...
Sri Sugiarti
Sri Sugiarti Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

muqiitablog.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Revolusi Dari Desa "Buah Pikiran DR Yansen Untuk Malinau"

30 November 2014   15:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:27 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14173052401255794725

[caption id="attachment_356881" align="alignnone" width="600" caption="Gambar dari www.kompasiana.com"][/caption]

Judul      : Revolusi Dari Desa "Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat”

Penulis    : DR. Yansen TP., M.Si

Penerbit  : PT Elex Media Komputindo

Tebal        : xxviii + 180 halaman

Terbit       :  Jakarta 2014, Cetakan Pertama

ISBN         : 978-602-02-5099-1

Pembangunanberkelanjutan sering dilakukan saat bergantinya pemerintahan. Berbagai macam program dijanjikan saat kampanye. Setelah mereka berhasil mengambil hati rakyat, apakah mereka akan mendengar berbagai macam keluhan dan masalah yang di hadapi masyarakat saat proses pembangunan sedang berjalan oleh pemerintahan yang baru. Para pemangku pemerintahan seolah-olah telah bekerja keras untuk kepentingan rakyat dengan  menunjukkan berbagai macam bukti yang telah merekacapai sesuai yang dijanjikan kepada rakyat. Tapi, apakah rakyat langsung merasakan manfaat pembangunan yang dilakukan  pemerintah setiap pergantian pemerintahan yang baru. Pembangunan butuh waktu untuk  benar-benar terwujud. Lalu, bagaimana rakyat bisa percaya apa yang telah mereka (pemerintah) lakukan  semata-mata untuk kepentingan rakyat. Masalah demi masalah masih saja terlihat disana sini. Kurangnya koordinasi dari pemangku kekuasaan sampai rakyat bawah malah menjadi masalah yang begitu komplek. Butuh waktu untuk membuktikan apakah para pemangku kekuasaan benar-benar tulus bekerja untuk rakyat atau sebaliknya semata-mata mempertahankan kewibawaan apalagi sekedar pencitraan.

DR Yansen TP., M.Si. Seorang Ilmuwan, birokrat sekaligus pemimpin.  Beliau mempunyai pengalaman panjang dalam dunia praktik pemerintahan. Ilmu pemerintahan yang ia dapatkan di Akademi Pemerintahan Dalam Negri (APDN) berusaha ia tuangkan. Buah pikiran dan pengalamannya di pemerintahan sebagai pemangku kekuasaan berusaha beliau wujudkan dalam bentuk sebuah buku sebagaiwujud pertanggung jawaban kepada generasi mendatang . Sekarang beliaumenjabat sebagai Bupati Malinau Propinsi Kalimantan Utara   masa jabatan 2011-2016. Sebelumnya beliau menjabat sebagai camat sampai sekertaris daerah. DR Yansen berusaha menunjukkan kepercayaan rakyatyang ia pimpin. Beliau menjalankan pemerintahannya yang ia pimpin bukan sekedar teori, tapi melalui berbagai macam pengalaman nyata kemudian di analisis dalam sebuah perenungan, kajian mendalam, ketulusan dan keteguhan hati serta komitmen yang kuat.

Menurut penulis, pemerintahan sejak kemerdekaan sampai saat ini hanya sukses menjalankan birokrasi pemerintahan saja. Mereka silih berganti menjalankan strategi, yang sebenarnya sama saja. Ibarat sebuah barang dagangan yang hanya berganti kemasan (Hal7). Padahal seperti yang kita diketahui , Indonesia memiliki kekayaan melimpah dan sangat potensial. Seperti adanya negara yang berdaulat, sumber daya alam yang melimpah, sumber daya manusia yang besar karena menduduki Negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Selain itu banyaknya warisan budaya yang sangat beragam, berbagai macam suku dan bahasa. Di tambah lagi demokratisasiyang di topang oleh sikap musyawarah untuk mufakat.

Penulis juga menjabarkantentang inti dari keberhasilan pembangunan yang berpijak pada visi kemudian dijabarkan ke dalam misi lalu dirumuskan melalui arah kebijakan pembangunan yang jelas. Dioperasionalkan ke dalam berbagai program dan kegiatan kemudian dilaksanakan melalui partisipasi yang efektif dan efisien serta dinamis. Visi dalam pembangunan Kabupaten Malinau di jabarkan ke dalam sepuluh misi yang berisi rincian cita-cita yang hendak dicapai. Untuk mendukung pencapaian tersebut di tetapkan empat pilar pembangunan Kabupaten Malinau. Pilar-pilar tersebut menjadi kekuatan sinergis dan merupakan subsistem yang berkaitan dengan subsistem lainnya. Sedangkan visi kabupaten Malinau adalah terwujudnya Malinau yang aman, nyaman dan damai melalui gerakan desa membangun (Hal 16- 39) Visi ini dirumuskan melalui kajian mendalam beliau berdasar pengalamannya selama menjadi birokrat kurang lebih 26 tahun. Selama mengabdi beliau juga berusaha mendekatkan diri kepada rakyat. Komitmen  beliau adalah mewujudkan Kabupaten Malinau  sebagai kabupaten pariwisata, selain itu menjadikan Kabupaten Malinau sebagai pusat konservasi terbesar di Indonesia dan menjadi salah satu paru-paru dunia.Kini Malinau di juluki heart of Borneo.

Gerakan Desa Membangun (GerDeMa) adalah Sebuah revolusi dari desa. Alasannya memiliki dua pendekatan yang disebut top down sebagai tindak lanjut dari perencaanaan dan pendekatan bottom up sebagai tindak lanjut perencanaan partisipatif. Kemudian, adanya kebijakan pembangunan termasuk pembangunan desa yang melibatkan jajaran pejabat, baik pejabat karir atau pejabat birokrasi, mulai dari pejabat tingkat pusat, tingkat daerah bahkan hingga pejabat tingkat desa. Konsistensinya memahami kepercayaan sepenuhnya kepada rakyat. Selain kedua alasan tersebut, gerakan desa membangun membutuhkan dukungan dana yang memadai dari pemerintah pusat. Pendanaan tersebut menurut penulis perlu di serahkan kepada pemerintah desa agar pemerintah desa bersama masyarakat dapat mengelola secara kreatif dan efektif (Hal 41-46).

Keberhasilan pelaksanaan GERDEMA tak lepas dari syarat mutlak kepemimpinan yang tepat.Kemampuan pemimpin untuk mengelola sesuai dengan posisi, tugas pokok, dan fungsi yang diembannya dan kemampuan pemimpin dalam berperilaku menyangkut keteladanan, kejernihan dan keteduhan dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Kepemimpinan GERDEMA bisa tercipta dan diperkuat dengan adanya nilai kecerdasan spiritual, emosional, intelektual,  ekonomi dan kecerdasan nasionalis kebangsaan (Hal 85-98). Jadi, keberhasilan gerakan desa membangun juga merupakan   keberhasilan pemimpin yang  memiliki berbagai  macam kelebihan  diantaranya ketepatan dan kecerdasan untuk menghadapi berbagai  tantangan dalam pembangunan.

Keberhasilan GERDEMA tak lepas dari bagaimana mekanisme itu di laksanakan. Pelaksanaannyaharus mudah untuk dipahami, mulai dari tahap perencanaan, pembiayaan, pengawasan, evaluasi, indikator kinerja hingga capaian keberhasilan.Keberhasilan mekanisme ini akan mendapat  nilai capaian dengan adanya tumbuh dinamisnya partisipasi Masyarakat yang tulus, bersih dan berkomitmen dalam proses penyelenggaraan pemerintah desa (Hal 111-160). Maka dari itu, mekanisme yang ada  perlu adaya pengawasan preventive dan represif.Tujuannya agar semua pihak memiliki disiplin yang tinggi dalam melaksanakan progam sesuai dengan aturan.

Perbandingan sebelum  dan sesudah GERDEMA  menjadi sebuah catatan penting bagi penulis dengan di buktikan berbagai macam pembuktian yang menunjukkan peningkatan kesejahteraan rakyat khususnya masyarakat Malinau yang cukup mengembirakan dalam tempo dua tahun terakhir. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar aparatur pemerintah mengetahui perencanaan GERDEMA baik itu penyusunan Rencana Jangka Menengah Desa maupun Rencana kerja Pemerintah Desa. Bukti lain dengan adanya Gerdema terhadap pelayanan publik,   adanya ketersediaaan listrik di pedesaan, Informasi (internet) dan  komunikasi yang lancar (Hal 161-178). Khabar baiknya lagi, DR Yansen selaku Bupati Malinau mendapatkan penghargaan Innovative E-Gov (GERDEMA) dari sekjen Departemen Dalam Negri. Dyah Anggraaeni, tahun 2013.

Buku ini sepertinya layak di acungi jempol karena penulisannya berdasarkan pemikiran DR Yansen, yaitu membangun desa dengan memberikan  kepercayaan sepenuhnya kepada rakyat. Walau isi buku masih banyak kekurangan disana sini seperti kurangnya data-data yang bisa pembaca ketahui, DR Yansen juga mengakui akan kekurangan buku ini,  seperti penjabaran yang belum begitu lengkap  dan kurang  mendetail seperti angka-angka anggaran yang diperlukan dalam membangun Kabupaten Malinau dengan alasan  terbatasnya ketentuan penulisan dalam sebuah buku. Buku ini juga bisa menjadi inspirasi para pemangku kekuasaan baik tingkat pusat sampai  tingkat daerah dengan melibatkan  masyarakat sebagai pemegang peranan terpenting dalam keberhasilan pembangunan.  Keberhasilan program GERDEMA di Malinau  juga bisa di jadikan contoh bagi daerah-daerah   lainnya di seluruh Indonesia.  Masing-masing daerah mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda dari segi Potensi.  Tetapi, secara konsep GERDEMA layak untuk diterapkan, karena membuktikan  bahwa  desa juga bisa berperan aktif dalam pembangunan.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun