Mohon tunggu...
Yusuf Baktihar
Yusuf Baktihar Mohon Tunggu... Guru - Early Childhood Educator

parenting tips, dunia anak dan cerita orang-orang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dunia Anak adalah Dunia Ikan dan Gelembung Sabun

18 Mei 2020   13:44 Diperbarui: 18 Mei 2020   13:41 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa diantara kita yang jika melihat anak kecil berlarian itu merasa terhibur? Lucu dan menggemaskan. Ketidaksempurnaan fisik yang masih dalam fase pertumbuhan, kesandung atau kepentok kolong meja. 

Semua menjadi bumbu penyedap dunia anak. Tingkah polos bisa menjadi sumber kebahagiaan. Bahkan meskipun itu bukan anak kita. Ahli agama mengatakan, anak kecil itu belum punya dosa. Bisa menentramkan jiwa.

Anak yang berlarian itu sampai di rumah. Setelah belepotan tanah liat karena bekas hujan. Habis lah dia kena marah. Barangkali lantai rumahnya baru saja disapu. Hancurlah kebahagiaannya dan kemudian menangis.

Di sebelah rumahnya. Ada sepasang suami istri yang setiap hari mendengar tangisan si anak karena dimarahi sepulang bermain. 

Belum lagi jika anak tersebut tidak ganti seragam sekolah dan langsung meluncur ke lapangan kampung main layangan. Andai kita punya anak. Gumam mereka dari dalam rumah. Konon sudah lebih sepuluh tahun belum dikaruniai buah hati.

Anak ibarat kolam ikan. Sebenarnya kita bisa batasi geraknya. Asal masuk akal. Tidak berlebihan. Kita bisa bentuk mereka semau kita. Ibarat ikan kecil yang kita letakkan di toples. 

Dia akan tetap hidup dan bisa bergerak semaunya. Asal diberi makan yang cukup dan kita tidak mencelupkan tangan ke dalam airnya. Bisa keruh. Bisa mati.

Anak memiliki kapasitas yang luar biasa besar dalam menangkap sesuatu. Tapi juga rapuh. Ibarat gelembung sabun yang bisa menyimpan udara di dalamnya. Biarkan dia menjadi besar atau kecil. Asal jangan disentuh tangan berlebihan.  Akan hancurlah dia.

Siapa diantara kita yang sempat belajar cara berkomunikasi degan anak secara serius. Pola asuh yang sesuai usia. Melibatkan pendapat ahli yang teruji teorinya. 

Tidak asal-asalan dalam menerapkan sistem disiplin di rumah. Barangkali sebagian dari kita ada yang sudah baik dan sebagian yang lain masih cuek.

Memelihara tanaman saja ada tata caranya. Disirami setiap hari juga ada porsinya. Diberi pupuk juga ada jenisnya. Siapa tahu pupuk ini tidak cocok untuk tanaman itu. Kita pelajari tutorialnya di internet sampai menghabiskan banyak kuota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun