Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selamat Malam Bibir yang Kemarin

17 Mei 2025   16:10 Diperbarui: 17 Mei 2025   16:10 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak. Aku tidak sedang patah hati. Tepatnya, mungkin, aku sedang menertawakan ketololan yang berulang." Perempuan itu mulai bercerita.

Terus bercerita. Tentang pantai ini yang sering didatanginya. Soal lelaki, sebanyak datang sebanyak itu juga yang pergi. Tentang impiannya, tentang ...!

Aku terpesona. Bukan karena mendengar ceritanya, tapi melihat gerak bibirnya saat bercerita. 

"Bagaimana menurutmu?"

Aku gelagapan. "Ma-maksudmu?"

"Kau tidak mendengar ceritaku?"

"Sori. Aku mendadak tuli. Terpesona dengan gerak bibirmu saat kamu bercerita. Ditambah warna senja menerpa wajah kamu."

Perempuan itu menatapku tajam. Aku gugup. Lalu, "Apa semua isi kepala lelaki begitu ketika pertama kali bertemu seorang perempuan, langsung berani nggombal?" tanyanya.

"Tidak semua. Di antara 10 lelaki paling hanya tujuh orang yang melakukan itu."

"Yang tiga?"

"Yang tiga ... mirip dengan yang tujuh." Aku nyengir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun