Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saat 'Sekjen PBB' Pulang ke Desa (2)

3 Januari 2021   14:03 Diperbarui: 3 Januari 2021   14:13 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Dokpri. 

Kepala Aliz terasa berputar. Terus terang ini di luar rencananya. Kini ia jadi ragu untuk pergi ke Kalimantan. 

Yudi? Ah, dia lelaki yang terlalu baik. Dulu ia meninggalkannya bukan karena membencinya. Mungkin ia hanya menuruti hawa nafsunya sendiri. 

Di luar terdengar suara Yudi membangunkan Gendis. Suara gadis kecil yang ceria, langkah kaki ke belakang, juga terdengar kecipak air dari kamar mandi. 

Kemudian terdengar Yudi bergurau dengan Gendis. Mungkin ia sedang memakaikan baju seragam sekolah Gendis. Ada rasa iri di hati Aliz. 

"Yuk, sarapan," suara Yudi. 

Gendis bernyanyi riang. Suara denting piring, dan...! 

"Ayah, nasi gorengnya beli, ya?"

"nggak."

"Kok enak?"

"Jadi, yang kemarin-kemarin ini nggak enak, ya?"

Gendis tertawa. Di dalam kamar Aliz turut tersenyum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun