"Kalimantan. Ada temanku yang suaminya mengelola yayasan pendidikan. Kebetulan mereka kekurangan guru, jadi aku bisa bantu-bantu mereka. Honornya memang tak seberapa, tapi aku kan bisa menulis. Untuk tambahan kebutuhanku nanti."
Yudi tercenung. "Kenapa nggak mengajar di sini saja?" akhirnya.Â
"O, ya? Sekolah di sini ada yang membutuhkan guru?"
"Bukan. Di sini. Di rumah ini."Â
Aliz menatap Yudi.Â
Yudi mengangguk. "Ya, di rumah ini. Kamu mengajari Gendis."
"Apa kata orang nanti. Kita sudah lama berpisah."
"Kenapa tidak? Kita mulai dengan menulis lembaran baru. Kita... kita menikah lagi."
"Aku sudah banyak melakukan dosa. Banyak berbuat kesalahan ke Mas Yudi, Gendis...!"
"Lupakan. Siapa sih yang tidak punya dosa? Soal kesalahan, aku juga banyak salah.Â
"Ingat, kemarin ini kita dalam satu perahu. Kita mendayung bersama. Ketika perahu itu karam, dua-duanya punya andil kesalahan.Â