Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ini Cerita Bahagia yang Pernah Kutulis

11 Oktober 2019   21:20 Diperbarui: 12 Oktober 2019   19:18 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com

Kuingin cerita ini mengawali pagimu, sambil menyesap kopi, atau mungkin membaca berita politik - tawar menawar soal kursi menteri, "Heh, kamu sudah dihubungi Presiden?" Biasanya kamu menyambutnya dengan tertawa

Aku juga ingin bercerita tentang Roku, kucing pemberianmu, sudah seminggu ini ia menghilang. Kucing itu seperti mengerti, mungkin ia tak ingin bersedih. 

Boneka pemberianmu juga masih kusimpan, novel-novel pun sudah habis  kubaca ( kecuali novel terakhir saat aku ulang tahun ). Puisi-puisi. Payah, kamu nggak usah menulis puisi, deh. Hayo ngaku, kamu mengutip puisi siapa 

Teman-teman satu geng waktu SMA dulu juga menjengukku. Aku tahu mereka hanya menghiburku. Sambil menahan sakit, aku berusaha tersenyum dengan cerita-cerita lucu mereka

Aku merasakan rumah sakit ini hanya menunda perjalananku yang akan datang

Dan cerita ini juga jawaban atas permintaanmu, apakah aku bersedia menjadi istrimu. Aku hanya bisa menjawab, bahwa aku sangat bahagia 

Ketika cerita ini sampai padamu, kuharap kamu sedang menyesap kopi kesukaanmu. Ah, awas, jangan merokok. Hahaha, aku tahu di belakangku kamu masih merokok

Jangan dibalas

Saat kamu membaca sampai titik terakhir, mungkin aku sudah pergi jauh 

Jauh!

***

Cilegon, Oktober 2019 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun