Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Dua Cerita tentang September

6 September 2019   21:30 Diperbarui: 6 September 2019   21:39 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com. 

Cerita pertama 

Hari ini aku tidak ingin berpuisi, biar engkau saja yang menulisnya. Aku ingin bercerita tentang sebuah kota, yang bersiap-siap merayakan kedatangan hujan, setelah sekian lama kemarau membuat cinta menjadi kering, juga tegur sapa hanya membuat  kata-kata menjadi asing

Ini sebuah kota; maaf, aku tidak ingin menyebut namanya, karena kini kata-kata yang memeluk tak mudah membuat hatimu takluk. Hingga bila tiba saatnya hujan, bisa membuat hanyut segala yang kalut

Persiapkanlah September, ini beranda tempat kedatangan hujan. Seberapa siap engkau menabur benih cinta 

Cerita kedua 

Ini bukan cerita tentang kota, hujan, atau tentang dirimu. Ini tentang September, aku dan dia 

Aku menyebutnya Perempuan September. Seorang perempuan yang mengajariku pertama kali malam-malam yang gemetar. Siluet tubuh yang membuat pikiranku lumpuh 

Ah, sudahlah. Izinkan ini menjadi rahasiaku saja

***

Cilegon, 2019 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun