Jangan ganggu dia, karena malam telah menjadi miliknya. Karena pada malamlah ia bisa menjadi ratu untuk dirinya. Hati dijadikan singgasananya. Pikirannya terbentang luas menjadi istananya
Dengan malam pula ia leluasa menumpahkan air matanya, setumpah-tumpahnya. Setelah lelah seharian melakoni drama soal kewajiban-kewajiban, percakapan-percakapan semu, dan persetubuhan yang hambar, karena dilakukan dengan cinta yang tak mengakar. "Cinta akan tumbuh dengan sendirinya," suara ibunya selalu mengejar. Itu membuatnya takutÂ
Takut menjadi dirinya sendiriÂ
Kalau bisa ia ingin berteriak sekencang-kencangnya bersampan di atas air matanya yang telah mendanau. Di saat itulah ia berpikir untuk menjadikan air matanya menjadi mata airÂ
Mata air kata-kataÂ
Layaknya pencuri budiman ia mencuri malam untuk menampung air mata, diolahnya jadi mata air kata-kata, dan dibagikannya kepada fakir kata, juga miskin cintaÂ
Kalau sudah begitu kalian tega untuk mengadilinya?Â
Cilegon, 2019