Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kurcaci

1 April 2023   12:30 Diperbarui: 1 April 2023   12:58 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.canva.com/design/DAFe1J_SikE/c5gYfxpI28BTSL2VN1OtIQ/view

Ketika Pampiriel menggigit Sarimin saat istirahat di sekolah taman kanak-kanak, papa dan mamanya dipanggil untuk konsultasi orang tua murid-guru. Semua orang berusaha berpura-pura tidak kesal dengan memasang wajah tersenyum, tapi Pampiriel tahu mereka marah padanya.

Dia tidak seharusnya menggigit orang sampai dia berusia tujuh belas tahun. Darah Sarimin bahkan tidak enak, rasanya krispi dan aneh. Ibunya mengatakan itu karena Sarimin punya robot-robot kecil di dalam dirinya yang membuatnya lebih pintar.

Setelah itu, giginya dipasang berangus. Perawat robot akan datang ke kelas saat makan siang dan melepasnya di depan seluruh kelas. Pampiriel pucat, tapi wajahnya selalu berubah merah saat perawat muncul.

Anak-anak lain menjauh. Bahkan Mona Lisa, yang telah menjadi temannya selama seminggu penuh sekarang memutuskan bahwa Putri Dugong, gadis ikan yang menjijikkan, adalah sahabatnya. Lebih baik gadis ikan daripada vampir.

Pampiriel tidak ingin menjadi vampir lagi. Saat bermain, dia menuju ke pepohonan dan bermain sebagai naga yang kesepian, duduk di atas tas bukunya, berpura-pura itu adalah setumpuk emas.

Mama bilang bahwa keluarga yang lain memilih untuk menjadi yang berbeda, dan ketika dia bertambah dewasa, dia mungkin memutuskan untuk menjadi sesuatu yang lain. Mungkin memiliki lengan atau mata tambahan. Namun saat ini, kata mama, dia adalah Pampiriel, dirancang oleh mama dan papa, sama seperti yang lain dirancang oleh mama dan papa mereka. Mungkin terdengar kuno, tapi begitulah mereka, dan sampai Pampiriel berusia delapan belas tahun, dia juga harus seperti itu.

Pampiriel berhenti meminum darah kantong plastiknya. Dia lapar, tapi dia tidak peduli. Mungkin jika dia berhenti cukup lama, perawat robot akan berhenti membuka berangus mulutnya di depan semua orang. Mungkin jika dia berhenti minum darah, dia bisa berubah menjadi sesuatu yang lain, entah orang tuanya menyukainya atau tidak.

Saat itulah papanya membawa pulang Kurcaci. Kurcaci itu kecil dan hitam, dengan telinga runcing dan ekor runcing serta perut gendut. Kurcaci terkikik ketika dia menggelitiknya, dan meringkuk di sampingnya di malam hari. Baunya seperti santan kelapa dan melayang di sampingnya dengan payung kecil saat dia di sekolah.

Pampiriel adalah satu-satunya anak yang punya Kurcaci. Putri Dugong punya tangki untuk insangnya, tapi itu tidak seperti Kurcaci.

Kurcaci mengulurkan kantong darahnya dan akan membuat wajah sedih jika Pampiriel tidak menggigitnya. Ketika dia minum, Kurcaci akan berjoget sedikit terhuyung-huyung dengan payungnya yang membuat anak-anak lain tertawa dan bertepuk tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun