Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Breaking Point

28 Januari 2023   12:25 Diperbarui: 28 Januari 2023   12:30 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.socialworker.com/feature-articles/practice/the-fight-between-ambition-and-reality/

Mark berdiri di depan lemari kamar mandi, kegelisahan mengaduk isi perutnya. Ketakutan dan ketidakmampuan membuatnya depresi. Dia sama sekali tidak bisa berpikir. Dia belum menulis sama sekali dalam beberapa minggu sampai hari ini.

Hari ini, dia membuka laptop dan mencurahkan jiwanya.

Email penolakan dari penerbit langsung masuk. Tulisannya dianggap tidak cukup bagus. Rasa sakitnya dianggap tidak cukup puitis.

Dia membutuhkan penghilang rasa sakit. Meski bebas dari ketergantungan obat, Mark masih membutuhkan kepastian akan keberadaannya. Saat tangannya hendak meraih botol pil, yang tersentuh malah ponselnya.

"Helpline, ada yang bisa saya bantu?" suara yang tenang menentramkan dan meyakinkan. Mark menarik napas dalam-dalam.

Bandung, 28 Januari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun