Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: I. Terdampar (Part 11)

11 November 2022   17:00 Diperbarui: 11 November 2022   17:05 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Gua menjadi sunyi kecuali suara air yang menetes berirama. Tiwi membuka mulut untuk berbicara, tetapi kata-katanya tidak keluar. Sambil memejamkan mata, dia mengunci lengannya di tubuh Zaki dan membenamkan diri di lekukan bahu cowok itu. Mereka berhasil bertahan melawan segala rintangan.

Saat dia membuka mata, tak terasa isakan pertama meledak dari dadanya. "Apakah menurutmu ayah dan ibuku baik-baik saja?"

Zaki memeluknya. "Mereka diselamatkan Tim SAR. Gue melihat mereka ditarik ke udara."

Tiwi menoleh ke arah Miko. "Apa kamu yakin? Kamu melihatnya? Kalian berdua? Mereka... mereka benar-benar aman?"

Miko mengangguk. "Yeah. Gue juga lihat, kok."

Tiwi menaik napas dalam-dalam, tetapi air matanya tak berhenti mengalir. Menyeka pipinya, tiba-tiba dia tertawa sambil bercucuran air mata. Itu adalah berita terbaik  yang pernah didengarnya. "Mereka mungkin kering, hangat, dan khawatir tentang kita."

Tiwi meraba liontin yang terbuat dari perak dan besi meteorit di lehernya. Masih ada. Di dalamnya terdapat potret keluarganya.

Miko meremas tangannya. "Yakinlah, mereka selamat."

Tiwi tersenyum.

"Jadi dari mana datangnya cahaya? Bulan?" Miko berputar-putar di dalam air, menatap gua berkubah tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun