Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

D.I.H: 16. Mangga Matang di Pohon

22 September 2022   15:00 Diperbarui: 22 September 2022   15:00 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Terik matahari membakar di kulit cokelat. Benteng terakhir penghadang tetesan keringat asin.

Refleksi dari aktivitas perkebunan yang aneh.

Para pekerja Wanita dengan tergesa-gesa mengenakan pakaian kaos yang terlalu ketat dengan logo perusahaan. Bawahan rok berwarna emas, merah, merah muda, hijau biru oranye bermotif. Syal cerah menutupi kepala.

Sando bergerak ke arah seorang pria yang berdiri di bawah pohon dan berbicara dengan kata-kata dalam bahasa daerah dengan keras yang tampak kasar ketika pria itu mulai menggali dengan lebih ganas.

Aku tidak mengerti bagaimana kata-kata pendek itu bisa menghasilkan reaksi seperti itu: kata-kata menjadi partikel debu yang menerjang dengan tergesa-gesa ke langit ketika seorang wanita berjalan melewatinya dengan azalea merah muda di telinganya, yang tampak mempesona seperti salju murni pertama turun yang pernah kulihat di pulau Phillip, selatan Australia.

BERSAMBUNG

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun