Saat jam istirahat di sekolah, Suti duduk di lantai selasar di luar kelas menyaksikan para siswa berlarian ke sana kemari. Mereka bermain dan meskipun Suti ingin bergabung dengan mereka, tetapi hatinya sedang tidak mood. Ai, teman sekelasnya, datang untuk mengajaknya bermain, tapi dia menolak.
"Ya sudah," kata Ai dan pergi.
Suti duduk dan teringat Feri. Dia tidak tahu di mana Feri sekarang tinggal. Tamat SD, dia mengira Feri akan bergabung dengan kakaknya di sekolah yang sama dengannya. Ternyata Feri tidak masuk ke SMP itu. Saudaranya juga tidak bisa ditemukan.
Suti teringat Feri, karena walaupun dia pendiam, tapi punya bakat jika dia memiliki cukup kesempatan. Dia tersenyum dan bersukacita dalam kepuasan diri. Mencoba menutupi senyumnya setelah dia melihat dua orang anak menatapnya. Seseorang menepuk bahunya dan melompat ke depannya.
Lola.Â
Bawah roknya beberapa sentimeter di atas lutut. Dia telah memakai rok itu selama lebih dari empat tahun dan setiap tahun tubuhnya terus bertambah tinggi. Rok itu menempel ketat di pinggangnya, bokongnya menonjol kencang memadatkan fitur anatomisnya.
Suti mengangkat kepalanya sedikit, melihatnya sekilas dan membuang muka. Lola meraih dagu Suti dan mengangkatnya. Suti menggerutu.
"Apa?" dia bertanya.
"Kamu bertanya padaku apa, hah? Kamu tidak tahu apa yang dilakukan abangmu?" tanya Lola dengan tubuh gemetar.
Dua gadis lainnya berjalan ke arah mereka. Wajah yang pertama tampak seperti anak kecil, sedangkan yang satunya lagi setua Lola. Dia tampak seumuran dengan Lola, tebak Suti.