Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rusunawa (Bab 14)

16 September 2022   09:00 Diperbarui: 16 September 2022   09:06 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Mama Rano terkejut ketika putranya memberitahu bahwa dia akan mengunjungi seorang teman.

Saat itu pukul 17.09. Kedua bocah itu baru kembali dari sekolah dan makan kentang goreng yang telah disiapkan Mama untuk mereka.

Keduanya meneteskan air liur dan memuji masakan Mama yang memang terampil dalam bidang kuliner, dan bilang mereka merasa sangat beruntung jadi anaknya.

Mama tertawa dan menyuruh mereka untuk mempelajari resepnya.

Mama kemudian bercerita bagaimana kentang itu menjadi perhatian tetangga.

***

Mama Rano membeli kentang di pasar saat dalam perjalanan pulang. Mama Rano berhenti mengajar karena dia merasa tak cocok di taman kanak-kanak tempat dia dipindahkan. Papa Rano menyarankannya untuk memulai usaha kecil dan menghubungkannya dengan beberapa penyuplai barang. Mama Rano membeli dengan harga grosir dan memasoknya kepada orang-orang yang berjualan di toko dan juga menjual dengan harga eceran.

Dia selalu tutup lebih awal. Jika pasar sedang ramai, dia akan tutup pukul dua siang. Tetapi lebih sering terjadi sebelum jam satu siang.

Jarak pasar yang dekat dengan rusunawa membuatnya lebih mudah. Dia membeli barangnya sebelum jam delapan, lebih dulu dari pedagang lainnya. Sayuran hijau harus dibeli pada pagi hari sebelum dijual kembali.

Sesudah membeli kentang, dia membeli ikan asin sale dari Mak Tita yang terus menggodanya sambil mempermasalahkan harga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun