Mama Rano terkejut ketika putranya memberitahu bahwa dia akan mengunjungi seorang teman.
Saat itu pukul 17.09. Kedua bocah itu baru kembali dari sekolah dan makan kentang goreng yang telah disiapkan Mama untuk mereka.
Keduanya meneteskan air liur dan memuji masakan Mama yang memang terampil dalam bidang kuliner, dan bilang mereka merasa sangat beruntung jadi anaknya.
Mama tertawa dan menyuruh mereka untuk mempelajari resepnya.
Mama kemudian bercerita bagaimana kentang itu menjadi perhatian tetangga.
***
Mama Rano membeli kentang di pasar saat dalam perjalanan pulang. Mama Rano berhenti mengajar karena dia merasa tak cocok di taman kanak-kanak tempat dia dipindahkan. Papa Rano menyarankannya untuk memulai usaha kecil dan menghubungkannya dengan beberapa penyuplai barang. Mama Rano membeli dengan harga grosir dan memasoknya kepada orang-orang yang berjualan di toko dan juga menjual dengan harga eceran.
Dia selalu tutup lebih awal. Jika pasar sedang ramai, dia akan tutup pukul dua siang. Tetapi lebih sering terjadi sebelum jam satu siang.
Jarak pasar yang dekat dengan rusunawa membuatnya lebih mudah. Dia membeli barangnya sebelum jam delapan, lebih dulu dari pedagang lainnya. Sayuran hijau harus dibeli pada pagi hari sebelum dijual kembali.
Sesudah membeli kentang, dia membeli ikan asin sale dari Mak Tita yang terus menggodanya sambil mempermasalahkan harga.