Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Semut yang Serakah

13 September 2022   16:29 Diperbarui: 13 September 2022   16:41 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Minggu pagi. Seorang pria kaya sedang duduk di teras rumahnya. Sambil menikmati sinar matahari dan kopinya ketika seekor semut kecil menarik perhatiannya. Mahkluk mungil itu berjalan dari satu sisi ke sisi lain teras sambil menyeret daun besar yang beberapa kali lebih besar dari tubuhnya. Pria kaya itu mengamati selama lebih dari satu jam. Ia melihat semut menghadapi banyak rintangan selama perjalanannya. Berhenti sejenak, berbelok, lalu melanjutkan perjalanannya menuju sarangnya.

Pada satu titik, makhluk kecil itu menemukan celah di lantai. Ia berhenti sebentar, menganalisis dan kemudian meletakkan daun besar di atas celah, berjalan di atas daun, mengambil daun di sisi lain lalu melanjutkan perjalanannya.

Pria itu terpikat oleh kepintaran semut, salah satu makhluk terkecil di alam. Kejadian itu membuat pria itu kagum dan memaksanya untuk merenungkan keajaiban alam. Di depan matanya ada makhluk mungil  namun dilengkapi dengan otak untuk menganalisis, merenungkan, menalar, mengeksplorasi, menemukan, dan mengatasinya. Seiring dengan semua kemampuan ini, pria itu juga memperhatikan bahwa makhluk mungil ini memiliki kekurangan seperti juga manusia.

Sekitar satu jam kemudian, semut itu telah mencapai tujuannya, sebuah lubang kecil di lantai yang merupakan pintu masuk ke tempat tinggal bawah tanahnya. Dan pada titik inilah kelemahan semut terungkap.

Bagaimana semut bisa memasukkan daun yang jauh lebih besar dari tubuhnya? Daun yang berhasil dibawanya dengan hati-hati ke tempat tujuan ke dalam lubang kecil pintu masuk sarang? Mustahil!

Jadi makhluk kecil itu, setelah semua upaya, kerja keras, dan keterampilannya yang hebat, mengatasi semua kesulitan di sepanjang perjalanan, hanya untuk meninggalkan daun besar dan pulang ke sarang dengan kaki hampa.

Semut tidak memikirkan keadaan di akhir sebelum memulai perjalanannya yang menantang. Pada akhirnya daun besar itu hanya menjadi beban yang tak berguna baginya. Makhluk itu tidak punya pilihan, selain meninggalkannya untuk mencapai tujuan akhirnya.

Pria kaya itu mendapat pelajaran besar hari itu.

Bukankah pengalaman serupa kerap dialami juga oleh manusia?

Bandung, 13 September 2022

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun