Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berubah

27 Agustus 2022   10:00 Diperbarui: 27 Agustus 2022   10:02 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah kecelakaan itu, dia pulang ke rumah, dengan kondisi seperti baru tapi berbeda.

Saat sarapan, logam di bawah kulitnya bersinar, dengan denyut arus listrik, yang anehnya hidup.

Aku mengambil roti panggang, mengolesinya dengan mentega. Tidak ada telur orak-arik di wajan.

Dia tersenyum. Cahaya mercusuar elektronik melintasi samudra biru taplak meja makan. Kepalanya berputar mulus berbalik ke arah jendela. Kehangatan hanya datang dari sinar mentari.

Aku membuka situs surat kabar, mengatur halaman-halamannya dengan layar penuh, mencari daftar isi di bintang baru wajahnya yang tak terbaca, di gelap malam matanya.

Malam ini aku tahu aku tidak akan memimpikan dia, hanya laut.

Bandung, 27 Agustus 2022

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun