Ternyata suaminya dengan senyum terpajang di wajah yang bersinar bahagia saat melihat istrinya menatap tanpa berkedip, sampai Papa Rano membalikkan tubuh istrinya agar menghadap ke arahnya.
"Ini bukan kebiasaanmu. Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Papa Rano.
Tubuhnya oleng sebelum akhirnya dia mendapatkan kembali keseimbangannya dan memeluk suaminya di pinggang. Wajahnya bersinar sambil tersenyum. "Oh, sayangku, apa kabar?" tanya Mama Rano mengencangkan pelukannya.
"Apa yang kamu lakukan di sini? Sudah larut malam. Sepertinya kamu asyik melihat orang-orang yang bercengkerama dalam cahaya lilin," kata Papa Rano. Dia berbalik dan melihat sekeliling sambil menahan senyum.
Dia meletakkan tangannya di bahu istrinya dan mereka berjalan pulang. Tangan mereka saling menggenggam dan berayun seirama langkah kaki. Sambil berjalan, keduanya berbisik-bisik mesra.Â
Baru saja berjalan beberapa langkah, suami istri itu dihentikan oleh dua pemuda yang memegang botol di tangan mereka. Tubuh dua orang pemabuk itu terhuyung maju mundur, sambil mencoba memasang ritsleting celana. Orang pasti akan mengira mereka baru saja selesai buang air kecil.
"Apa kabar, Om?" sapa salah satunya, sementara tangannya yang memegang botol mengambang di udara.
"Baik, kalian?" balas Papa Rano sambil melambaikan tangan.
Mama Rano tersenyum tipis, dan menyibakkan rambutnya tergerai sambil mundur perlahan.
"Bos, bagi dikit dong, buat makan," yang satunya berkata.