Sebagai penerbit dan editor, saya sering menerima pertanyaan berkaitan dengan antologi cerpen dan puisi. Naskah seperti apa yang layak diterbitkan?
Kriteria Khusus
Pertama dan terpenting, sebagai editor saya ingin kejutan yang menyenangkan. Saya mencari cerita-cerita yang berani mengambil risiko, yang tampaknya benar-benar segar dan baru.Â
John Berryman pernah mendefinisikan puisi sebenarnya bukan hanya sekadar 'sekadar syair'. Puisi tidak hanya mengungkapkan masalah yang ada, tetapi menambah ketersediaan stok realitas.'Â
Ada banyak fiksi bagus dan solid yang cocok untuk paruh pertama itu. Saya menginginkan yang kedua juga.
Tentang Kata Pengantar
Kata Pengantar perlu, meskipun bukan menjadi syarat buku fiksi dan puisi untuk mendapatkan ISBN. Tapi sebaiknya pendek dan tidak berlebihan.Â
Kata pengantar yang 'mewah' tidak dapat membantu sebuah naskah, tetapi justru malah bisa menjatuhkan.
Tentang Naskah yang Belum Matang
Setelah mengirimkan naskah, biasanya pengarang hanya memiliki sedikit kontrol atas proses hingga terbit. Ada begitu banyak faktor yang dapat memengaruhi apakah sebuah naskah diterima: Siapa yang membacanya, waktunya kapan, dalam suasana apa, fokusnya apa, di tengah rangkaian krisis atau konstelasi kesedihan, dan kekhawatiran sehari-hari apa?Â
Apakah ada naskah cerita lain yang baru saja diterima-ini didasarkan pada contoh nyata, dan bukan hanya di penerbitan kami-yang menampilkan adegan terlarang, dan editor takut mendapatkan reputasi buruk karenanya? Dan seterusnya, dan seterusnyaÂ
Memutuskan kapan sebuah karya benar-benar siap untuk dipublikasikan setelah mengerahkan kemampuan terbaik, bisa dikatakan sepenuhnya di tangan pengarang. Gunakan kekuatan itu.Â
Pengarang hanya akan mendapatkan satu kesempatan, karena editor biasanya kebanjiran naskah, kekurangan waktu, sehingga cenderung mendahulukan menerima naskah yang tidak membutuhkan banyak perbaikan. Labih bagus lagi jika naskah yang diterima 99% sangat baik sehingga hanya perlu sedikit diasah.Â