Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Waktu yang Terbuang Sia-sia

1 Mei 2021   03:34 Diperbarui: 1 Mei 2021   10:50 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kristacoyle.com

"Jadi ini bukan tentang majalah?" Mahiwal meletakkan ponsel di meja di depannya.

"Berhentilah mengotak-atik ponsel terkutuk itu!" suara Manan meninggi. "Ini bukan hanya tentang majalah. Saya sudah di sini dua puluh tahun dan kamu berlagak seperti kamu yang memiliki tempat ini."

"Aku tidak mengerti."

Manan mendengus. "Ya, mungkin tidak. Anggap saja saya sangat muak karena semuanya selalu tentang kamu."

Lalu dia menembak dua kali.

Mahiwal ambruk di atas mejanya yang berantakan. Kotak pizza jatuh ke lantai.

Manan mencampakkan pistolnya ke tong sampah. Dia mengambil ponsel waktu dari meja.

Dia hanya perlu kembali ke kemarin pagi dan terbang ke Hubei. Alibi yang sempurna. Seribu doktor dan profesor akan menjadi saksi bahwa dia berada di Wuhan ketika seorang perampok membunuh Mahiwal yang malang. Dia menyalakan ponsel. Layar waktu hitung mundur minus 45 detik. Nada alarm menyala. Laboratorium berputar dalam kaleidoskop cahaya yang menyilaukan.

Perutnya mual. Di depannya, dirinya yang lain menembakkan pistol. Dia tidak punya waktu untuk mengelak. Dua peluru---yang ditujukan untuk Mahiwal---mengenai dadanya. Manan tersungkur ke lantai beton. Dia mendengar suara ledakan senjata.

Dengan susah payah dia mengangkat kepalanya dan melihat dirinya yang lain jatuh ke lantai, pasti akibat dua peluru yang bersarang dalam tubuhnya. Tidak masuk akal.

"Sentuhan baru pada paradoks kembar," kata Mahiwal. Dia membungkuk dan mengambil ponsel dari tangan Manan. "Kurasa bisa diterapkan pada kalian berdua dalam waktu yang sama."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun