Bahkan, kalau ditawarin brosur GRATIS, terimalah. Jangan ditolak. Pertama, kasihan orang yang nawarin, karena kalau brosurnya belum habis dia tidak dibayar. Kedua, kalau meja atau lemari di rumah goyang-goyang karena kakinya tidak rata, kertas brosur bisa dijadikan ganjal. Atau bisa juga dijual kiloan ke tukang loak.
Barang gratis = hemat.
2. TIDAK membuang barang lama, tapi menjualnya
Hemater tidak suka membuang barang karena sudah usang. Kami malah mencari cara untuk menghasilkan uang dari itu dengan memasang di situs barang bekas atau menawarkannya di media sosial, misalnya. Atau, setidak-tidaknya berikan kepada yang membutuhka. Ingat, sampah bagi seseorang adalah rezeki untuk orang lain (baca: pemulung).
3. TIDAK membeli keluaran terbaru atau versi mutakhir
Saya tidak pernah membeli gawai versi terbaru. TIDAK PERNAH. Selalu membeli yang ketinggalan satu atau dua versi. Membeli gawai terbaru tidak pernah menjadi prioritas orang yang berpikiran hemat.
Kami yakin harga barang terbaru akan turun dua atau tiga bulan setelah kemunculannya di pasar. Jadi, daripada terburu-buru membeli yang terbaru, kami akan menunggu harga jatuh untuk mendapatkan ponsel atau laptop yang sama dengan yang dibeli non-hemater dengan harga sangat tinggi.
4. TIDAK peduli dengan merek
Gawai saya mereknya Vivo bikinan Cina meski berkali-kali disindir mengapa tidak memilih jenama buah kuldi atau Samson Korea. Saya membeli gawai untuk berselancar di internet, berkomunikasi, mengambil foto, yang semuanya bisa dilakukan dengan baik sekali oleh gawai saya.
Hemater tidak tertarik membeli merek hanya untuk pencitraan.
Sepatu, tas, jam tangan, dan pakaian bermerek tidak bermakna apa-apa bagi kami kecuali kualitasnya jauh lebih baik daripada kualitas produk alternatif di pasar. Bahkan, jika harus membeli barang bermerk-pun kami akan menahan diri memperkirakan apakah tren akan berganti sehingga harganya turun.
5. TIDAK menyia-nyiakan apapun juga
Hemater yang berpikiran jernih dikenal karena tidak boros.
Kami adalah orang-orang yang selalu memastikan mendapatkan nilai sesungguhnya untuk uang yang kita bayarkan.
Pasta gigi? Pencet sampai habis. Saus tomat, sabun cair atau sampo jika tinggal sedikit tunggingkan dan gunakan sampai botolnya kosong tidak ada yang tersisa. Mangkuk mi instan atau gelas air mineral untuk menanam bibit biji buah. Kalau tidak ada lahan, bibit yang tumbuh jadi pohon dibonsai saja. Go green!