Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gaji Istri Lebih Besar, Suami Jaga Anak dan Cuci Baju ?

12 Desember 2020   16:26 Diperbarui: 12 Desember 2020   16:30 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jambi.tribunnews.com

Tak salah jika ada pasangan suami istri yang sama-sama miliki penghasilan. Namun kodratnya seorang suami adalah pemimpin rumah tangga yang bertanggung jawab penuh baik mencari nafkah maupun melindungi keluarga. 

Jaman terus berubah dengan dinamikanya yang mengarah ke kesetaraan baik istri maupun suami. Dalam hal ini pasangan suami istri setara dalam kesempatan mencari nafkah demi keluarga yang sudah dibentuk guna kehidupan yang lebih baik lagi. 

Kesempatan menafkahi keluarga saat ini tak sebatas tanggung jawab suami semata. Kini banyak ibu rumah tangga yang berhasil dalam karir maupun usaha. Bahkan tak tanggung-tanggung penghasilan melesat jauh lampaui pendapatan suami. 

Nah loh bagaimana ini? Ya tidak gimana-gimana biasa saja. Bukanlah rasa kekhawatiran yang harus muncul. Namun jika tidak dikondisikan dengan baik bukan tidak mungkin sebabkan gangguan kesehatan mental. 

Tentu saja banyak pemikiran dan persepsi yang beragam dalam pikiran setiap orang maupun pasangan suami istri yang mengalami kondisi tersebut. Wajar dan biasa saja jika istri miliki gaji lebih besar dari suami. Ada yang menjadi pertanyaan banyak orang atau juga saya mungkin bagaimana menyikapinya dalam keseharian berumah tangga. 

Semua tugas dalam rumah tangga sesungguhnya sudah ada dan menjadi tanggung jawab masing-masing. Soal tugas jaga anak ya memang sudah jadi tanggung jawab dari suami dan istri. Begitu juga soal cuci piring , baju dan seterika baju jadi tanggung jawab bersama pasangan suami istri hanya tinggal pembagian tugas saja. 

Kan masalahnya sang istri miliki gaji lebih besar di atas suami ? Nah soal tersebut sebenarnya butuh komitmen kuat dan pengertian yang sangat tinggi. 

Kontrol ego masing-masing dan utamanya rasa legowo dari istri yang juga tidak mentang-mentang punya pendapatan yang lebih tinggi. Berikan selalu kehormatan dan sayangnya kepada pemimpin rumah tangga yaitu suami.

Nah kalau sudah begitu timbal balik suami harus ada. Jangan ada perasaan aji mumpung dan malah membuat berleha-leha dan bersantai. Tunjukkan sikap balasan terbaik sebagai bagian apresiasi dengan tidak menyakiti dan beri perhatian dan pengertian lebih kepada istri. 

Masalah tanggung jawab tugas rumah tangga dikembalikan kepada yang siap mengerjakan. Penuh saling pengertian dengan tidak membahas lebih dalam mengenai kesenjangan pendapatan. 

Pendapatan istri yang lebih besar adalah anugerah yang mesti disyukuri oleh suami dengan berbalas perhatian. Tentu saja seharusnya dengan istri bergaji lebih besar tak menghilangkan kendali rumah tangga yang tetap ada di tangan suami. Bagi suami tentunya kondisi ini bisa pemicu untuk dorongan semangat mencari pendapatan lebih giat lagi. 

Ego biasanya akan muncul ketika merasa diri telah memberikan dan melakukan yang terbaik namun tidak berbalas alias tidak mendapat apresiasi. Artinya dalam kondisi ini perlu ada kepekaan dalam setiap langkah. 

Jadi dengan kondisi gaji istri lebih tinggi kesimpulannya adalah :

  • Tetap posisikan pimpinan rumah tangga adalah suami
  • Suami tak usah minder
  • Tanggung jawab nafkah tetap pada suami
  • Rembukan dalam setiap mengambil keputusan
  • Pemicu suami untuk lebih giat lagi mencari tambahan nafkah

Tidak ada salahnya istri miliki gaji lebih tinggi dari suami. Semua bertujuan untuk kemakmuran keluarganya bersama suami. Suami hanya tinggal tumbuhkan selalu sifat apresiatif dan kepekaan yang dibangun lewat komunikasi intensif. Sifat apresiatif juga tak hanya berlaku dari suami ke istri namun tetap juga berlaku istri ke suami. 

(Isk) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun