Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Hikmah dari Sering Datangnya Hujan

20 Oktober 2022   16:27 Diperbarui: 20 Oktober 2022   16:32 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

OBROLAN REMEH TENTANG HUJAN

Dalam toilet ada obrolan yang membicarakan mengenai hujan, hujan yang akhir-akhir ini sering terjadi sore hari disaat banyak orang baru pulang dari aktivitasnya seperti pulang dari kantor dan ada juga yang baru pulang kuliah. Penulis pernah bilang kepada temannya kalau dulu kita pernah mendengar idiom yang mengatakan hujan itu membawa rezeki, nah sekarang apakah idiom itu masih berlaku? Sebelumnya penulis juga pernah mengobrol dengan tema yang sama namun kali ini dengan penjual siomay yang jualan di gerobak pinggir jalan, waktu baru saja reda dari hujan deras yang sebelumnya sempat mengguyur daerah itu. Si penjual siomay mengeluh kalau jualannya agak sepi karena sedikit yang membeli dagangannya, sepi karena calon pembeli yang mau datang menghampiri kebanyakan tidak mau kehujanan hanya untuk dapat membeli siomay.

Lalu penulis mengatakan pada penjual siomay itu bahwa dulu banyak orang mengatakan kalau hujan itu membawa rezeki, mungkin saja idiom itu hanya berlaku untuk para petani yang memang membutuhkan air yang cukup untuk mengairi sawah-sawahnya, apalagi kalau sawahnya adalah tadah hujan. Dan mungkin idiom itu berlaku bagi penduduk yang tinggal didaerah yang kekeringan seperti di gurun pasir sana yang setiap turun hujan pasti akan disambut dengan senang hati oleh orang-orang disana.

Namun tentu saja baik bagi petani maupun penduduk di gurun pasir juga akan menolak mengamini idiom ini jika hujan yang turun ternyata berlebihan alias deras sekali dan lama berhentinya. Akibatnya dapat dipastikan adalah banjir, banjir yang pasti akan merugikan perekonomian mereka dan tidak menutup kemungkinan membahayakan kesehatan dan nyawa mereka.

Nah tadi untuk petani dan penduduk di gurun pasir yang memang benar-benar membutuhkan hujan untuk kelangsungan hidup mereka. Bagaimana dengan pedagang termasuk pedagang siomay tadi, juga bagaimana dengan pegawai kantoran yang setiap hari jika hujan turun harus menerabas derasnya hujan? Untuk pedagang, risiko merugi akan lebih besar jika pembeli tidak mau atau berhalangan datang untuk membeli. Kerusuhan, wabah pandemi, dan bencana alam termasuk penghalang datangnya calon pembeli, ada juga halangan yang sebenarnya tidak berat namun cukup membuat malas pembeli untuk datang yaitu hujan deras dan itulah yang dikawatirkan oleh para pedagang.

Kemudian bagi para pegawai yang harus mendapatkan guyuran hujan setiap berangkat dan pulang kalau lagi seringnya hujan turun. Sebenarnya tidak menjadi persoalan serius selama mereka mempersiapkan perlengkapan seperti jas hujan atau payung setiap berangkat bekerja. Akan tetapi yang dikawatirkan adalah dampaknya, ya dampaknya seperti kemacetan dan banjir sering tidak dapat dielakkan terlebih untuk jalan-jalan di negeri ini yang biasanya terjadi pada saat turun hujan deras. Selain itu dampak lainnya terkadang masalah kesehatan yang dapat terganggu di tengah musim hujan, cukup banyak penyakit musiman yang dapat menyerang kita pada saat sering terkena hujan seperti flu dan demam, hal itulah yang mengharuskan kita mengantisipasinya.

Jadi apakah hujan itu membawa rezeki atau tidak, tergantung dari mana kita memandangnya dan bagaimana kita mengantisipasinya dampaknya. Bisa jadi yang kita kawatirkan bukanlah hujannya itu sendiri namun akibatnya, seperti banjir, macet, dan penyakit musimannya. Lagipula kita hidup di daerah tropis, Indonesia bukanlah negara empat musim yang hujannya sedikit atau bahkan bukan negara dekat kutub utara tapi negeri ini dilintasi garis khatulistiwa yang menjadikannya salah satu negara tropis yang memiliki curah hujan yang pasti banyak daripada negara non tropis.

Selain itu bukankah kita mengalami hujan ini bukan pertama kali, kita yang lahir dan tumbuh besar di negeri ini seharusnya sudah dapat beradaptasi dengan kondisi seperti, beda ceritanya jika kita berasal dari gurun pasir atau padang salju lalu datang dan tinggal di Indonesia pasti memerlukan adaptasi yang tidak sebentar. Kita adalah manusia tropis begitu pula orang tua dan kakek nenek kita sehingga pasti cukup banyak kebiasaan dan petuah-petuah yang bisa kita terapkan dalam menghadapi musim penghujan yang datang dan pergi setiap tahunnya.

Maka nikmatilah hujan ini, nikmatilah sebagai bagian dari kehidupan kita. Seandainya memang belum ada rezeki yang datang pada saat atau setelah hujan itu turun setidaknya kita dapat mensyukuri bahwa tidak jarang membawakan hikmah tersendiri bagi orang-orang yang diguyur oleh hujan, hikmah yang mungkin hanya dapat dirasakan bagi mereka sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun