Mohon tunggu...
Axtea 99
Axtea 99 Mohon Tunggu... lainnya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kakek tiga cucu : 2K + 1Q

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cukup Sudah Nahas Hercules

7 Juli 2015   02:08 Diperbarui: 7 Juli 2015   03:12 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : Merdeka.com

Untuk kesekian kalinya pesawat Hercules C-130B milik TNI-AU jatuh, terakhir, di Medan 30 Juni 2015 dengan korban jiwa 110 penumpang dan 12 awak, membuat kita cuma bisa prihatin tanpa henti, apalagi ketika mendengar penjelasan  sebab kecelakaan yang sudah klasik dari satu kecelakaan ke kecelakaan lainnya , namun senantiasa berulang, dan yang memilukan, kita tidak tahu lagi entah sampai kapan musibah ini selalu terjadi dan kapan bisa dihentikan.

 

Gambar : MajalahDetik

Dari data diatas, sejak 3 September 1964, telah terjadi 8 kali kecelakaan Hercules yang memakan korban jiwa total sekitar 415 orang. 

Ketika enam tahun lalu Hercules jatuh di Magetan, Jatim yang menewaskan 101 orang, pihak TNI-AU bersikukuh membela diri bahwa pesawat sangat terawat sehingga layak terbang, tapi fakta berbicara lain dan merontokan keyakinan kita bahwa sejatinya perawatan Hercules ini tidak berjalan sesuai Basic Safety Regulation di Industri Penerbangan pada umumnya.

Kecelakaan beruntun Hercules yang punya reputasi bagus menjadi peringatan bagi pemerintah, mengapa di Indonesia justru kecelakan terjadi berulang kali, padahal di negri asalnya Amerika Serikat,pesawat tua tersebut masih tangguh menembus cakrawala karena mesin2nya selalu diperbaharui.

Untuk itu perlu kiranya pemerintah melakukan pilihan tegas dengan meng grounded seluruh pesawat tua untuk diaudit dengan serius, mengganti suku cadang tua dan jangan paksa pesawat tersebut terbang dengan resiko nyawa para penumpangnya.

Belum lagi aroma tajam adanya komersialiasi pesawat militer yang memiliki standar security tertentu, tidak bisa sembarangan bisa dimasuki oleh orang sipil dengan menjual tiket untuk kursi, yang jika terbukti jelas merupakan pelanggaran. Minimnya dana operasi sekalipun tidak boleh dijadikan pembenaran dan alasan, sehingga hal semacam ini perlu diusut tuntas dan diberikan sangsi seperlunya.

Tak kurang Presiden Jokowi sendiri telah memberikan pernyataan tegas untuk mengaudit semuanya dan memaksa keseriusan pihak TNI-AU dengan memberi ruang, waktu dan indepensi bagi tim investigasi yang kini tengah menyelidiki pangkal soal tragedy Hercules di Medan ini. Diharapkan, hasil investigasinya nanti diperhatikan oleh semua pihak terkait, dan dilaksanakan rekomendasinya yang dipastikan akan berujung perlunya tambahan anggara Alutsista yang tidak bisa dihindarkan dan sangat diperlukan demi untuk keamanan dan keselamatan penerbangan semua pesawat kita dimasa2 mendatang.

 

Sumber :

Tempo

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun