Mohon tunggu...
Alex F
Alex F Mohon Tunggu... -

Rakyat biasa yang prihatin dengan Kondisi Sosial ekonomi dan hukum di negara ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tragedi Itu Terulang Kembali

2 Maret 2012   16:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:36 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum habis keterkejutan kita atas tragedi Tugu Tani di Jakarta kini kita dikagetkan sekali lagi dengan kecelakaan hari ini (02 Maret 2012) seperti dilansir oleh Metro TV bahwa Seorang Guru Bernama Mariani yang menabrak 16 siswa TK dan SD Perguruan Boddichita di Jalan Selam, Medan, Sumatra Utara yang sedang mengikuti senam pagi di halaman sekolah. Seluruh korban pun dilarikan ke Rumah Sakit Columbia

13307032881773881579
13307032881773881579
Asia. Ke 16 orang korban notabene masih anak-anak balita, bahkan sampai patah tulang dan muntah darah. Miris mendengar berita ini mengingat anak saya juga masih duduk di bangku TK dan masih lucu-lucunya. Lalu kira-kira kalau begini siapa yang pantas kita salahkan ?? Gurunya kah, sekolahnya kah, atau regulasinya?? Apakah atas ibu guru tersebut juga perlu dilakukan Test narkoba ? Kalau ibu guru juga menggunakan Narkoba mau jadi apa negeri ini....

Sepertinya tidak pernah selesai dan memang akan terus kejadian kecelakaan seperti ini apabila semua stake holder dalam perlalulintasan tidak melakukan fungsinya secara baik. Nyawa manusia di jalan seperti tidak punya arti dan seharusnya Dirjen Perhubungan darat, laut dan udara bersama menteri perhubungan segera merombak sistem perlalu lintasan baik di darat, laut dan udara yang selama ini berlaku, karena pasti ada yang keliru dalam sistem perlalulintasan kita, atau mungkin penerapannya yang masih kurang.

13307034021139644803
13307034021139644803
Satu hal yang perlu disorot dengan tajam bahwa di Negara ini sangat mudah untuk memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi), tidak seperti dulu kala dimana untuk mendapatkan SIM kita akan di uji/testing secara teori dan praktek. Sekarang ini hanya cukup melalui biro jasa dan melengkapi syarat administrasi dan yang pasti dengan sedikit "Fulus" lebih sudah dapat memiliki SIM walaupun kemampuan menyetir/berkendara masih sangat pas-pasan atau bahkan belum mampu sama sekali. Kemudian ada istilah KUHAP (Kasih Uang Habis Perkara)
13307034751317495179
13307034751317495179
apabila ada pelanggaran lalu lintas di jalan raya sama sekali tidak mendidik. Jadi yang disalahkan jangan hanya Narkobanya tapi regulator harus bercermin dulu apakah mereka sudah benar-benar menjalankan tupoksi (tugas pokok dan fungsi-red) sebagaimana mestinya ?? Lihat saja bagaimana sikap polantas yang seakan-akan mencari-cari kesalahan pada waktu ada yang melanggar bukannya diberi pengertian karena mungkin kekurangtahuan seseorang akan petunjuk jalan yang berlaku.

Hal ini sejalan dengan pendapat dari Anggota Komisi V DPR Abdul Hakim bahwa “UU no 22 Tahun 2009 sudah sangat komprehensif mengatur tentang keselamatan

13307035911817269828
13307035911817269828
dan keamanan berlalu lintas. Seluruh aspek yang berkaitan dengan keselamatan, seperti kelaikan jalan, rekayasa lalu lintas sampai syarat-syarat untuk memperoleh SIM termasuk sanksi pidana juga diatur. Sayangnya, lemah di tingkat implementasi,” kata Hakim dalam rilis yang diterima Republika, Senin (13/2).

Rasanya menggemaskan melihat para pejabat negara ini seolah tidak pernah peduli

13307037511194287536
13307037511194287536
dengan situasi dan keadaan yang berlaku akhir-akhir ini, mereka sibuk dengan kepentingan perutnya sendiri, sibuk dengan partainya, sibuk dengan bisnisnya dan sibuk dengan seabrek persoalan negeri ini yang memang bersumber dari mereka juga. Terkadang kita hanya dibuat terhenyak oleh pemberitaan yang ada setelah itu kemudian kita kembali melupakan masalah itu setelah ada masalah lain yang muncul ke permukaan. Semuanya ibarat film serial yang dapat kita pilih-pilih apa mau nonton film drama melankolis yang penuh dengan air mata buaya di Pengadilan Tipikor atau mau nonton film horor atas berbagai kecelakaan yang ada, atau film kungfu tentang perkelahian masal dan aksi anarkis ormas-ormas di sekitar kita. Semuanya tersaji di sekitar lingkungan kita dengan sangat nyata dan vulgar sekali. Akibatnya anak-anak kita terbiasa juga melihat dan pasti akan mencoba melakukannya dikemudian hari. Baru-baru ini juga saya sempat terhenyak membaca berita tentang ada anak SD yang memukul mati temannya karena rebutan pacar...aduh apalagi ini ?

Yang pasti kehadiran negara disini adalah supaya semua stake holder di negeri ini bersepakat untuk memilih para pemimpin/pejabat yang dapat mengayomi, melindungi dan memberi rasa aman dan menciptakan regulasi dan aturan yang benar-benar untuk rasa aman masyarakat (aduh sori agak ngelantur jauh nih ) Jangan sampai aturan dibuat untuk digunakan sebagai alat untuk menekan dan memeras masyarakat. Kembalikan semua yang salah pada posisi yang benar, kalau trotoar hanya untuk pejalan kaki manfaatkanlah hanya untuk pejalan kaki dan lebih dari itu ditertibkan, kalau membangun rumah harus 4 meter dari garis sepadan jalan maka tertibkanlah bangunan yang melanggar tersebut. Pejabat yang berwenang menjadi panutan, dan aparat kepolisian dan penegak hukum di negeri ini harus seribu langkah di depan lebih sadar dan patuh hukum daripada rakyat biasa. Intinya semuanya harus diletakan pada porsinya niscaya Negara ini akan aman dan nyaman.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun